JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Polres Semarang masih melakukan penyelidikan terhadap pelaku pengacak-acak perangkat dalam masjid di wilayah Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Polisi menyebut, peristiwa ini diduga berkaitan dengan masalah pribadi, dan tidak ada kaitan dengan isu agama.
Sebelumnya, beredar video yang memperlihatkan kondisi sebuah masjid di Bandungan dalam kondisi berantakan. Dalam video tersebut terlihat beberapa pria. Serta terdengar suara yang menyampaikan bahwa masjid dalam kondisi berantakan karena diobrak-abrik oleh pemilik tempat karaoke.
Kapolres Semarang AKBP Ratna Quratul Ainy mengatakan, pihaknya menerima informasi tentang pengrusakan perlengkapan mengaji dan kursi di masjid tersebut.
“Dinarasikan di video tersebut (video yang beredar), pelakunya adalah seorang pengusaha tempat hiburan berinisial I. Setelah ada kejadian tersebut, anggota Polsek Bandungan langsung melakukan asistensi dan mitigasi dengan cepat,” ujarnya di Ungaran, Selasa (28/10).
Pihaknya sudah mengkonfirmasi takmir masjid dan perangkat desa setempat. Informasi yang diterima, sebelum peristiwa dugaan pengacak-acakan itu terjadi, terdapat rangkaian peristiwa lainnya. Ia memastikan, jika pengrusakan tersebut tidak berkaitan dengan isu agama.
“Petugas sudah melakukan konfirmasi ke takmir masjid dan perangkat desa. Sebelum peristiwa tersebut ada rangkaiannya, jadi salah paham pribadi, kemudian bergeser menjadi isu agama,” kata Ratna.
Pihaknya masih mendalami peristiwa tersebut. Termasuk, soal penyebarluasan informasi yang belum jelas kebenarannya.
“Namun sampai saat ini kami masih mendalami untuk menemukan pelaku yang sebenarnya hingga masjid menjadi tidak rapi. Termasuk penyebarluasan informasi yang belum jelas kebenarannya, itu ada ancaman pidananya,” tegas Ratna.
Ditambahkan, ada berapa Ormas Keagamaan di Kabupaten Semarang juga telah melakukan konfirmasi terkait video viral tersebut termasuk melakukan tabayyun dengan para pihak.
Secara khusus, Ratna juga meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dan tetap tenang menyikapi isu yang beredar.
“Termasuk jangan jadi alat dari para pihak yang mencari keuntungan pribadi atas kejadian ini. Kami dari Polri akan menangani kasus ini dengan profesional untuk menemukan bukti sesuai fakta agar kejadian ini menjadi terang benderang,” kata Ratna.
Sementara, berdasarkan pantauan di lokasi warga Dusun Jetak, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang mengaku tidak mengetahui adanya kegaduhan di Masjid Baiturrohim seperti yang tampak dalam video viral yang beredar di media sosial.
Saat warga datang untuk salat Subuh, kondisi masjid justru sudah kembali tertata rapi. Tidak ada yang berantakan kondisi sama seperti hari-hari biasanya. Pantauan pada Selasa (28/10/2025) malam menunjukkan, suasana masjid tenang dan kegiatan ibadah berjalan seperti biasa. Tidak tampak tanda-tanda kerusakan atau sisa kericuhan seperti dalam video.
Kepala Desa Duren, Trismiwati, menyebut warga tidak mengetahui siapa yang merekam maupun kapan kejadian itu berlangsung. Hingga kini, tak seorang pun saksi yang melihat langsung peristiwa seperti dalam rekaman.
“Kondisi masjid aman, tidak ada yang rusak. Warga dan jemaah juga ayem tentrem, tetap beribadah seperti biasa,” kata Trismiwati.
Menurutnya, satu-satunya orang yang sempat berada di masjid malam itu adalah Paiman, marbot masjid. Sekitar pukul 00.00 WIB, Paiman masuk ke masjid untuk mengusir kelelawar dan melihat semua dalam keadaan normal.
Sekitar satu setengah jam kemudian, Paiman dibangunkan oleh sekelompok orang tak dikenal yang datang menggunakan dua mobil. Mereka mengajaknya ke masjid dan memperlihatkan kondisi perlengkapan ibadah dalam keadaan berantakan, namun tanpa kerusakan.
“Orang tak dikenal itu yang kemudian memvideokan kondisi masjid,” jelas Trismiwati.
Yang menjadi tanda tanya, lanjutnya, saat waktu Subuh tiba, seluruh perlengkapan di dalam masjid sudah kembali rapi. Tak seorang pun warga mengetahui siapa yang membereskan.
“Warga tidak ada yang melihat, tiba-tiba sudah rapi sendiri,” ujarnya.
Tokoh agama setempat, Kiai Faudzin, juga membenarkan bahwa warga Jetak tidak terlibat. Kalau benar ada masjid diacak-acak, mestinya warga marah, tapi di sini semua biasa saja,” katanya. (muz)











