JATENGPOS.CO.ID, LOS ANGELE – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus berusaha mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan Amerika. Lahan potensial terus dieksplorasi. Terbaru Kemenpar mengikuti Los Angeles Travel & Adventure Show 2019 (LATAS) di Los Angeles Convention Center, Los Angeles, Amerika Serikat, 16-17 Februari 2019 .
Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya, pameran ini sangat penting untuk memperkenalkan potensi wisata adventure Indonesia. Pasalnya pameran ini merupakan salah satu travel show series nomor satu di Amerika.
“Travel and Adventure Show merupakan rangkaian pameran yang dilaksanakan secara kontinyu dimulai dari Los Angeles, Denver, Philadelphia, Washington DC, San Fransisco, Dallas, Boston, San Diego dan berakhir di Chicago. Kita memilih Los Angeles karena kota ini merupakan kota dengan konektivitas terbanyak dari Amerika Serikat ke negara-negara Asia, khususnya ke Indonesia. Sehingga sangat efektif untuk mempromosikan berbagai destinasi yang kita miliki,” ujar Nia, Selasa, (19/2).
Pada pameran tersebut Kemenpar memboyong 6 industri pariwisata untuk melakukan penetrasi. Industri ini terdiri dari Come2Indonesia, Far Horizon, Panorama Destination, Samata Liveaboard, Sayang Holidays dan Voyage2Paradise. Mereka semua all out menawarkan ragam paket perjalanan ke berbagai destinasi di Indonesia dalam pameran B to C ini.
Beragam aktivitas lainnya juga tak luput untuk dipersembahkan. Seperti penampilan budaya dan kesenian nusantara. Rayuan dari tari Blantek-Betawi, Tari Cendrawasih-Bali, Tari Merak-Bali, Tari Burat Wangi serta Tari Baris Tunggal-Bali menjadi sebuah magnet yang menarik para calon wisatawan.
Begitu juga sajian hospitality berupa penyajian kopi khas Indonesia menjadi senjata lain untuk merayu para calon wisatawan.
“Kemenpar pun menggelar pelayanan informasi dan pendistribusian bahan promosi pariwisata Indonesia, serta menjanjikan konten digital Wonderful Indonesia melalui virtual reality. Sehingga semua informasi secara gamblang dapat di tangkap oleh para calon wisatawan,” ucap Nia.
Langkah promosi pun tak berhenti pada keikut sertaan di LATAS saja. Berbagai pertemuan dengan maskapai asing hingga travel agent wholesaler di Los Angeles dilakukan guna menjajaki kemungkinan kerjasama program unggulan Tourism Hub.
“Hal ini merupakan salah satu strategi promosi Kemenpar yang terdiri dari 3 pilar. Yang pertama strategi Ordinary, yaitu Branding, Advertising, Selling. Sedangkannyang kedua adalah Extra Ordinary. Program ini terdiri dari Cash Incentive Akses, Hotdeals, serta Competing Destination Models. Dan yangbterwkhir adalah Super Extra Ordinary, yaitu Border Tourism, Tourism Hub, dan Low Cost Terminal,” papar Nia.
Sementara itu Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran II Regional II, Ardi Hermawan menambahkan, bahwa pasar Amerika Serikat mengalami pertumbuhan yang positif selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2018, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Amerika menyumbang 387.295 wisatawanan. Angka ini tumbuh 12,34% dibandingkan kunjungan wisman Amerika serikat pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sehingga melampaui target sebesar 380.000 wisman di tahun 2018.
“Kesuksesan kita menjaring wisman Amerika Serikat di tahun 2018 jangan berhenti disini, di tahun 2019 telah ditargetkan sebanyak 560.000 wisman Amerika yang berkunjung ke Indonesia, sehingga diperlukan upaya untuk menjalin kerjasama dengan airlines, wholesaler dan travel agents di originasi maupun di hub” tutupnya.
Tak dapat dipungkiri jika strategi tourism hub menjadi langkah penting. Dalam acara Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2018, Menpar Arief Yahya menuturkan salah satu persoalan pelik pariwisata kita adalah minimnya direct flight dari originasi.
Misalnya dari originasi China mencapai yang hanya mencapai 50%. Artinya 50% sisanya masih transit dari Singapura, Kuala Lumpur, atau Hong Kong. Sementara negara tetangga seperti Thailand atau Malaysia direct flight-nya sudah mencapai 80%. Maka dari itu tourism hub merupakan strategi yang rasional yang dapat dilakukan.
“Mendatangkan direct flight dari originasi bukanlah hal gampang. Saya minta direct flight dari India ke Bali tiga tahun nggak dikasih. Akan jauh lebih mudah jika kita ‘menjaring’ di hub-hub regional yang sudah banyak wisatawannya. Sudah sangat tepat momentum pameran ini juga digunakan untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk membawa wisatawan melalui tourism hub,” tutup Menpar Arief Yahya. (rif)