Gandeng Paguyuban Orang Tua Siswa Majukan Sekolah

SD Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian

KEBERSAMAAN : Kepala SD Negeri Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian Tugiyan, SPd bersama penilik sekolah Kecamatan Ngalian H. Khoiri foto bersama jajaran guru dan penitia kegiatan.
KEBERSAMAAN : Kepala SD Negeri Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian Tugiyan, SPd bersama penilik sekolah Kecamatan Ngalian H. Khoiri foto bersama jajaran guru dan penitia kegiatan.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Mewujudkan sekolah hebat menjadi komitmen bersama seluruh jajaran pendidikan di Kota Semarang. Berbagai langkah telah dilakukan agar kualitas pendidikan semakin meningkat sehingga indeks pembangunan manusia di Kota Semarang semakin baik.

Seperti yang dilakukan oleh SD Negeri Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian Kota Semarang. Seluruh warga sekolah memiliki satu komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan sehingga berhasil menghasilkan lulusan yang hebat dan berkualitas.

Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik seluruh warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, paguyuban orang tua siswa dan lain sebagainya. Menurut Kepala SD Negeri Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian, Tugiyan, SPd mengatakan kerja sama antar semua komponen sekolah sudah berjalan dengan baik.

SEMANGAT : Siswa –siswi SDN Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian penuh semangat mengikuti kegiatan bazar jajanan bunda masa kecil.
SEMANGAT : Siswa –siswi SDN Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian penuh semangat mengikuti kegiatan bazar jajanan bunda masa kecil.

Berbagai kegiatan telah dilaksanakan dengan baik. Seperti dalam mengisi perayaan HUT Kemerdekaan ke 74 Republik Indonesia tahun 2019 ini. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah bazar jajanan bunda masa kecil. “Kami ingin mengenalkan makanan tradisional dengan cara yang berbeda pada siswa-siswi,” ujar Tugiyan.

Bazar jajanan bunda masa kecil ini juga dibarengi dengan lomba seni yang diikuti seluruh perwakilan kelas 1 hingga VI. Kegiatan yang digelar di halaman sekolahan yang berada di Jalan Purwoyoso Tengah ini berlangsung meriah.

TERTIB : Sejak dini anak-anak didik SDN Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian selalu mengedepankan tertib dan taat pada aturan.
TERTIB : Sejak dini anak-anak didik SDN Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian selalu mengedepankan tertib dan taat pada aturan.

Dipinggir halaman sekolah dipenuhi dengan meja-meja yang diatas nya dipenuhi aneka menu tradisional yang memiliki rasa enak. Menu yang tersedia antara lain klepon, kue lumpur, arem-arem, putuayu, pukis, dawet, wingko, lopis dan bubur.

Ketua pelaksana kegiatan Esi Nora, SPd menjelaskan, tujuan kegiatan ini antara lain untuk menanamkan pada siswa agar mengenal aneka menu makanan tradisional yang ada saat orang tua siswa masih kecil. “Makanan tradisional saat bunda siswa masih kecil, menurut kami lebih higienis dan sehat,” ujar Esi Nora.

Hal ini bisa dilihat dari menu tradisional yang menggunakan bahan baku lokal tanpa pengawet dan pewarna buatan pabrik. Selama ini, lanjut Esi Nora anak-anak hanya mengenal makanan ringan produksi pabrik atau makanan modern seperti chicken atau burger yang kurang memenuhi standar kesehatan.

“Dengan mengenal makanan tradisional maka anak-anak bisa melestarikan makanan tradisional sebagai salah satu kekayaan budaya nusantara,” ujarnya. Sementara itu Kepala Sekolah SDN Purwoyoso 02, Tugiyan, SPd SD menambahkan selain itu pihaknya juga ingin menanamkan cinta lingkungan pada peserta didik.

SEMANGAT : Siswa –siswi SDN Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian penuh semangat mengikuti kegiatan bazar jajanan bunda masa kecil.
SEMANGAT : Siswa –siswi SDN Purwoyoso 02 Kecamatan Ngalian penuh semangat mengikuti kegiatan bazar jajanan bunda masa kecil.

Hal ini dilakukan dalam penyajian menu tradisional yang menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Seperti membungkus makanan pakai daun atau kertas ramah lingkungan. “Ini juga menjadi bagian dari upaya mendukung program pemkot dalam mengurangi sampah plastik sehingga bisa menjaga kelestarian lingkungan,” katanya.

Pihak sekolah juga menyambut baik kegiatan ini karena melibatkan paguyuban orang tua siswa. Saat ini ada 12 rombongan belajar yang mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga ada 12 paguyuban orang tua siswa. “Kegiatan ini juga untuk menciptakan kerjasama dan guyub antara paguyuban siswa dengan sekolah,” ujar Tugiyan. (sgt)

1
2