Ganjar Puji Cara Pemkab Blora Atasi Stunting, Seperti Apa Sih Caranya?

APRESIASI KADES: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi cara Pemerintah Kabupaten Blora menurunkan stunting saat kunjungan kerja di Blora. FOTO:DOK.PEMPROV/JATENGPOS

BLORA. JATENGPOS.CO.ID- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengapresiasi cara Pemerintah Kabupaten Blora dalam upaya menurunkan stunting. Caranya dengan memaksimalkan kepala desa menjadi ‘bapak’ atau ‘orangtua asuh’ bagi anak terindikasi stunting.

“Menarik itu, karena perintahnya dari pengalaman kabupaten, apakah itu di Rembang atau di Blora kadesnya menjadi bapak asuh itu menarik,” ujar Ganjar saat mengikuti Rapat Koordinasi dengan Pemkab Blora dan Rembang terkait penanganan kemiskinan ekstrem dan penurunan stunting di Desa Sambongrejo, Kecamatan Sambong, Blora, pekan kemarin.

Seperti di daerah sebelumnya, Ganjar juga mengundang para camat dan kepala desa dari Kabupaten Rembang dan Blora. Ganjar memberikan arahan tentang penanggulangan kemiskinan ekstrem dan stunting.

Saat berinteraksi dengan Ganjar, beberapa kepala desa mengaku punya sedikitnya dua anak asuh. Pola pengasuhannya berbeda-beda, ada yang dengan memberikan bantuan uang. Ada pula yang memberikan makanan tambahan.

“Maka tadi ditanya berapa yang kamu asuh, ‘saya dua keluarga, saya tiga keluarga’, itu pola gotong royong yang bagus sekali,” ucap Ganjar didampingi Pramugi Prawiro Wijoyo atau Mbah Pram, ketua Paguyuban Kerukunan Sedulur Sikep.

Mantan anggota DPR RI itu menuturkan, pola serupa itu juga dilakukan di daerah lain. Bedanya hanya sistem pengasuhan, yakni satu keluarga ‘dikeroyok’ oleh lima Kepala Keluarga.

“Jadi, itu tiap hari giliran kasih bantuan, menurut saya ini praktek baik yang membawa spirit gotong royong dan tepa salira kalau di desa itu untuk saling membantu, secara kultural hebat ini,” jelasnya.

Ganjar juga senang dengan respon para kades yang aktif dan mampu menjawab pertanyaannya dengan baik. Termasuk ketika seorang kades dari Blora yang mengaku kebingungan saat mendata kemiskinan.

“Sebenarnya koordinasi ini kita butuhkan justru untuk menjawab beberapa persoalan yang muncul, mungkin dia tidak mengerti bagaimana mendata warganya yang miskin dan stunting,” tandasnya. (ul/muz)