JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Ketua Umum Keluarga Alumni Perikanan Undip (Kerapu) Abdul Kadir Karding mengingatkan tiga hal kepada alumni perikanan Undip. Yakni, manfaat,penguatan jejaring dan pengabdian masyarakat.
Hal itu ditegaskan Karding saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kerapu di Grand Candi Hotel Semarang, Sabtu (29/2/2020). Karding mengatakan, Rakernas Kerapu kali ini adalah yang ketiga kalinya dilaksanakan. Pada kesempatan itu, dia melantik Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Kerapu di tiga wilayah, yakni Lampung, Sumatera Selatan, dan Bangka Belitung. Saat ini Kerapu sudah memiliki perwakilan di sepuluh provinsi di Indonesia.
Kepada wartawan, Karding mengemukakan ada tiga hal yang ditekankan kepada alumni perikanan dan kelautan Undip. “Dalam waktu dekat kami juga akan menambah tiga kepengurusan lagi di tiga wilayah, hingga nantinya tersebar di seluruh Indonesia,” tukas Karding.
Karding mengatakan, potensi perikanan di Indonesia harus didorong menjadi salah satu sumber daya utama dalam perekonomian negeri ini. Selain itu peningkatan budi daya juga harus diperhatikan guna meningkatkan nilai tambah dalam industri perikanan di Indonesia.
Usai Rakernas nanti, Karding akan mendorong alumni untuk rutin mengadakan diskusi dan sharing terkait kemaritiman, serta meningkatkan jejaring alumni. Dia mengungkapkan banyak program yang akan dijalankan antara lain alumni mengajar, makan ikan bersama santri dan komunitas besar lainnya, sebagai upaya peningkatan konsumsi ikan yang masih rendah di Indonesia.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Tengah Fendiawan Tiskiantoro mengatakan, ekspor ikan asal Jawa Tengah ke China pada bulan Februari mengalami penurunan sebesar 34 %. Angka sementara yang tercatat oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jateng, ekspor ikan ke China sebesar 696 ton. Angka tersebut turun dari bulan Januari tahun ini, yang besarnya mencapai 1.069 ton.
Penurunan tersebut disebabkan oleh merebaknya virus corona di negara China selama bulan Februari. Dikatakan, ikan yang dikirimkan ke China oleh Jawa Tengah melalui Quality Control dari pihak China yang datang ke Jawa Tengah untuk melakukan kontrol baikikan yang dikirim melalui laut atau udara.
Semenjak Februari, importir asal China tidak bisa mengirimkan QC, sehingga ekspor tidak dapat dilaksanakan. Kendati pengusaha telah berusaha untuk melakukan pengiriman langsung, namun upaya tersebut tidak efektif dan tidak solutif. “Pada bulan ini eksportir ikan Jateng ke China memang cukup kelimpungan, apalagi harga juga langsung anjlok,” tukasnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan, hal yang bisa dilakukan pengusaha dalam waktu dekat adalah membuka terobosan pangsa pasar di Thailand, Eropa dan Amerika. Apalagi, pengaruh Corona ini diperkirakan akan dialami hinggapertengahan 2020. (rit/bis)