JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Ratusan peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat serta kalangan santri di Kabupaten Demak mengikuti dialog kebangsaan yang digelar oleh Kodim 0716 Demak, Jumat (3/9) kemarin. Acara yang berlangsung di Aula SMA 3 Demak itu merupakan salah satu rangkaian acara non fisik TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Reguler ke-105 tahun 2019.
Dialog kebangsaan yang mengusung tema “Peran Milenial dalam Meningkatkan Daya Saing Global dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Nasional” ini menghadirkan nara sumber Bupati Demak M Natsir, Dandim 0716 Demak Letkol Infantri Abi Kusnianto, Kapolres Demak AKBP Arief Bahtiar serta Marsekal Pertama TNI Latiful Ainul Yaqin kepala kantor Kemenhan RI wilayah Jateng.
Dalam dialog kebangsaan tersebut, Bupati Natsir mengajak para pemuda Kota Wali menjadi pribadi milenial yang santun , rajin belajar dan cinta tanah air. Mengikuti kegiatan positif yang mendorong generasi muda menjadi lebih baik dengan bergabung dalam sebuah organisasi, seperti Karang Taruna, Pemuda Pancasila, Banser dan lain lain.
“Untuk mendukung dan mendorong kegiatan maupun program para generasi milenial, semua dinas harus ikut andil dalam mewujudkannya,” kata Bupati Natsir.
Sementara itu, Marsekal Pertama TNI Latiful mengatakan tentang adanya ancaman bagi bangsa Indonesia baik ancaman nyata maupun tidak nyata. Ancaman yang bisa kita hadapi dan ancaman yang akan kita hadapi. Menurutnya, ancaman nyata di Jawa Tengah adalah radikalisme dan terorisme dan pengaruh globalisasi atau cyber.
“Antisipasinya kita (generasi milenial) harus sadar akan jati diri bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pahami dan pedomani itu. Sekecil apapun, radikalisme dan terorisme harus diwaspadai,” tandasnya.
Menurut Kapolres Demak AKBP Arief Bahtiar, di era masa kini teknologi sangat digandrungi kaum milenial. Akan tetapi, tantangannya sangat besar apabila tidak selektif dalam menggunakan teknologi tersebut. Begitu banyak kejahatan dunia maya yang saat ini berkembang karena pengaruh penggunaan teknologi yang menyimpang.
“Polri berupaya maksimal melakukan pencegahan dengan memberikan edukasi di kalangan pemuda dampak terhadap teknologi informasi yang berkembang saat ini. Jangan sampai ada ujaran kebencian (hate speech), karena dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa,” tutur Bahtiar.
Melalui peran aktif Bhabinkamtibmas, sambung AKBP Bahtiar, pihaknya bekerjasama dengan pihak sekolah, pondok pesantren, tokoh agama dan organisasi masyarakat melaksanakan kegiatan preventif terkait penggunaan teknologi yang benar serta mewaspdai bahaya radikalisme dan terorisme.
“Kita telah mendeklarasikan bahwa kita mempunyai tekad menolak radikalisme dab terorisme maupun narkoba dan hate speech, karena itu dapat mengganggu ketertiban dan kemanan serta memecah belah NKRI,” ungkapnya.
Sementara itu, Komandan Kodim 0716 Demak, Letkol Infantri Abi Kusnianto menjelaskan, dialog kebangsaan tersebut sebagai salah satu upaya TNI mengajak pemuda terutama para generasi milenial agar menjadi pribadi tangguh dan cemerlang yang memiliki wawasan kebangsaan serta memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme.
“Para pemuda harus menyadari bahwa mereka adalah harapan masa depan bangsa yang akan melanjutkan perjuangan bangsa ini. Karena itu jiwa patriotisme harus bangkit, hindari hal hal negatif seperti tawuran dan narkoba yang dpt menghancurkan dirinya sendiri dan bangsa ini,” tambah Dandim Abi. (bis/adi/mar)