JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Andy Rachmianto menegaskan Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina meskipun kondisi geopolitik Timur Tengah terus berubah.
Bagi Indonesia dukungan kemerdekaan Palestina adalah amanah konstitusi dan wujud kesungguhan dukungan terhadap resolusi PBB terkait Palestina.
“Indonesia berada pada posisi yang kuat, jelas dan konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Indonesia berupaya memberikan dukungan kepada bangsa Palestina meliputi dukungan politik, ekonomi, sosial, diplomasi kemanusiaan dan lain-lain,” tegas Andy dalam seminar daring “Pergeseran Politik Timur Tengah Pasca-Ledakan di Lebanon dan Manuver UAE: Bagaimana Sikap Indonesia?”, Sabtu (22/8).
Diskusi dilaksanakan Center for Indonesian Reform (CIR) berkolaborasi dengan Koalusi Perempuan Indonesia untuk al-Quds dan Palestina (KPIQP) dan Institut Indonesia. Andy menambahkan hingga saat ini Pemerintah aktif menggalang dukungan internasional bagi terwujudnya kemerdekaan Palestina, baik secara bilateral maupun multirateral. Dalam berbagai forum internasional Indonesia selalu menyuarakan aspirasi kemerdekaan Palestina berdasarkan resolusi PBB.
Saat ini sedikitnya ada dua tantangan besar yang dihadapi bangsa Palestina. Pertama menyikapi proposal damai yang dibuat Donald Trump atau Deal of Century. Kedua masalah aneksasi wilayah Palestina oleh Israel.
“Indonesia sangat serius memandang kedua masalah ini. Bagi kita masalah ini harus ditempatkan dalam kerangka amanah konstitusi dengan mempertimbangkan poin-poin resolusi PBB,” ujar Andy.
Selain Dubes Andy, tampil sebagai pembicara Dr. Sukamta (anggota Komisi I DPR RI), Dr. Yon Machmudi (Kepala Prodi Kajian Timur Tengah dan Islam, SKSG UI) dan Lili Nur Aulia (pengamat geopolitik dari Institut Indonesia).
Sukamta sependapat dengan Dubes Andy dan menekankan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina tidak hanya merupakan amanat konstitusi UUD NRI 1945, melainkan juga peran kesejarahan Indonesia yang sukses menggalang Konperensi Asia Afrika (1955).
“Peran sejarah Indonesia mengilhami bangsa-bangsa yang terjajah agar tak lelah memperjuangkan kemerdekaan, semangat yang mungkin tidak dimiliki bangsa-bangsa Arab sekalipun. Kalau mereka menormalisasi hubungan dengan Israel, sementara Palestina belum merdeka, maka Indonesia sebaliknya: Palestina merdeka merupakan syarat untuk mewujudkan normalisasi dan perdamaian,” jelas Sukamta.
Sementara Sekretaris Eksekutif Institute Indonesia, Lili Nur Aulia menyebut apa yang terjadi di Timur Tengah saat ini secara tidak langsung akan berdampak terhadap proses kemerdekaan Palestina. Karena apapun yang terjadi di kawasan teluk akan bermuara pada isu Palestina dan Israel.
Hal terbaru yang menurut Lili akan berpengaruh adalah dibukanya hubungan diplomatik antara Uni Emirat Arab dan Israel. Lili mensinyalir, hubungan kerjasama ini akan diikuti oleh negara-negara Arab lain.
Lili menyebut ada enam peran yang dapat dilakukan bangsa Indonesia dalam menyikapi isu aktual di Timur Tengah yang akan berdampak pada proses kemerdekaan Palestina.
“Pertama, kita perlu memperkuat jati diri bangsa Indonesia berdasar Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika yang mendukung kemerdekaan dan melawan penjajahan. Kedua, mengikuti perkembangan geopolitik yang mempengaruhi persoalan Palestina. Ketiga, menyaring informasi yang benar dan menghindari importasi konflik ke negeri kita,” ujar Lili.
Keempat, menyalurkan bantuan secara legal dan konstitusional. Kelima, bersikap proporsional dan keenam, membantu memberitakan masalah Palestina berdasar sudut pandang yang objektif. Lili menyebut kontribusi masyarakat sipil dan lembaga kemanusiaan Indonesia dalam keringanan beban derita rakyat Palestina seperti Adara Relief International, Komite Nasional untuk Rakyat Indonesia (KNRP), ACT, PKPU Human Initiative dll, disamping bantuan pemerintah Indonesia. (fid/ant)