JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Diawali dengan pisowanan ke kasepuhan di Kadilangu, dan berziarah ke makam para sultan serta makam Sunan Kalijaga, kemarin malam Bupati Demak Hj Eistianah resmi membuka tradisi tahunan Grebeg Demak di pendopo Kabupaten.
“Kita sudah pisowanan ke kasepuhan untuk meminta doa restu kemudian dilanjutkan dengan berziarah ke makam pendahulu kita dan sunan Kalijaga, sekarang kita lanjutkan dengan tradisi grebeg besar yang sudah dua tahun vakum,” jelas Bupati saat membuka Grebeg Besar di pendopo kemarin malam.
“Ada yang berbeda dalam pelaksanaan grebeg yang akan berlangsung selama tiga minggu ini, yaitu masyarakat tidak perlu membeli tiket masuk alias gratis. Hal ini merupakan keberpihakan pemerintah dan rasa sayang kepada masyarakat Demak yang sudah terkena dampak Pandemi,” lanjut Bupati Dirinya mengharapkan seluruh warga masyarakat untuk mengajak seluruh sanak saudara mengunjungi grebeg besar namun dengan tetap menjaga prokes. Dirinya berharap dengan adanya upaya pemerintah ini tentunya dapat meningkatkan sector perekonomian dan dari sektor wisata yang sudah dua tahun ini stag karena Pandemi.
“Tentunya manfaat yang diterima sangat besar bagi masyarakat terutama bagi para pelaku usaha. Saya ingatkan kepada para pemuda untuk terus menjaga budaya kita agar bisa kondusif dan tertib. Serta saya ucapkan terimakasih bagi teman forkopimda yang sudah memberi masukan dan turut menjaga kegiatan dari awal sampai akhir agar berjalan lancer,” jelas bupati kemudian.
Ditambahkan oleh bupati, bahwa dahulu acara Grebeg besar ini adalah sarana para wali mengumpulkan banyak orang untuk sebarkan agama Islam. Dari sini tentunya kita bisa terus melestarikan budaya kita agar tidak hilang. Pihaknya juga berterimakasih pada Diana Ria yang sudah adakan grebeg besar akhirnya bisa menggratiskan tiket masuk, serta membatasi luas areal Grebeg untuk kelancaran Bersama.
Sementara itu Pj Sekda Drs Eko Pringgolaksito menambahkan bahwa tradisi Grebeg tidak bisa lepas dari sejarah Demak.
“Tradisi setahun sekali ini wajib kita pertahankan dan menjadi wisata unggulan bagi Demak. Namun karena Pandemi akibatkan grebeg vakum dua tahun. Alhamdulillah tahun ini bisa diadakan kembali, karena selain memberikan hiburan dan budaya bagi masyarakat juga bisa tingkatkan perekonomian bagi masyarakat Demak,” jelas Sekda.
Untuk rangkaian grebeg ini sendiri Sekda menjelaskan bahwa Pasaraya ini berdasar keputusan Bupati tentang pembentukan panitia grebeg. Rangkaian kegiatan disusun bersinergis baik dengan kasepuhan Kadilangu maupun di masjid agung Demak. Dengan dimulai dari Pisowanan ke kasepuhan Kadilangu dan pisowanan balasan, dan dilanjutkan dengan Ziarah ke makam raja dan sunan Kalijaga. Selanjutnya adalah Pembukaan Pasaraya grebeg besar, Mudarosah Al Qur’an di serambi masjid agung Demak, Penyerahan hewan kurban pada takmir masjid agung Demak bebas PKM.
“Kegiatan utama nanti adalah iring-iringanan tumpeng Sembilan dan dilanjutkan dengan pengajian umum dari pendopo ke masjid, Ancakan di kasepuhan di makam Kadilangu, Penyembelihan hewan kurban, dan paginya Upacara adat iring-iringan perajurit 40-an dan penjamasan kotang ontokusumo dan keris kyai carubuk. Rencana nanti aka nada 125 bendi yang direncanakan masuk muri dengan bendi terbanyak,” pungkasnya.
Menparekraf Sandiaga Uno dalam sambutannya mengatakan pihaknya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Dinas Pariwisata Kabupaten Demak yang memeriahkan tradisi Grebeg Besar. Hal ini tentunya sangat membantu membangkitkan kembali para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif dan tentunya membantu memutar roda perekonomian Demak. (*)