Hadapi Cuaca Ekstrem, Pemangku Kepentingan di Jateng Diminta Solid

Dialog terbuka bertema "Mitigasi dan Siaga Fenomena La Nina".

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemangku kepentingan pada semua tingkatan di Provinsi Jawa Tengah diminta berkoordinasi secara solid dalam menghadapi cuaca ekstrem terkait dengan fenomena La Nina yang berpotensi menimbulkan bencana alam saat musim hujan.

“Artinya koordinasi ‘stakeholder’ pemerintah provinsi dan daerah untuk kesiapsiagaan sangat penting. Mau tidak mau peralatan ‘rescue’, logistik, SDM harus dikoordinasikan. Kesiapsiagaan dengan sosialisasi juga harus terus dilakukan,” kata Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jateng Abdul Hamid di Semarang, Senin.

Ia juga meminta ada mitigasi dan deteksi dini bencana sebagai informasi terkait dengan peringatan bencana yang diperbarui terus menerus sehingga masyarakat bisa mengikuti imbauan yang ada.

“Informasi akan sangat membantu masyarakat dan petugas di lapangan, harapannya deteksi atau informasi peringatan terkait bencana ‘diupdate’ terus, bisa lewat media sosial yang ada,” ujarnya.

iklan
Baca juga:  Dampak La Nina, Hasil Tangkapan Nelayan Cilacap Menurun

Hal tersebut disampaikan Abdul Hamid saat menjadi pembicara pada dialog terbuka bertema “Mitigasi dan Siaga Fenomena La Nina”.

Jajaran Pemprov Jateng juga diminta siap siaga menerapkan protokol kesehatan dalam melakukan penanganan berbagai bencana alam saat musim hujan guna mengantisipasi meluasnya penyebaran COVID-19.

Ia mengakui jika penerapan protokol kesehatan saat penanganan bencana alam saat musim hujan seperti banjir dan tanah longsor itu tentu akan membutuhkan biaya yang cukup besar.

Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jateng, Adi Widodo, yang juga menjadi pembicara, mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan tambahan logistik karena sebagian besar wilayahnya terkena La Nina.

Menurut dia, fenomena La Nina membuat puncak musim hujan datang lebih awal dan berpotensi menimbulkan bencana alam.

Baca juga:  Disperinnaker Buka Posko Pengaduan THR

“Jika biasa puncak phujan baru terjadi antara Januari-Februari, kali ini, diperkirakan terjadi pada Desember,” katanya.

Ia mengaku telah melakukan sejumlah antisipasi bencana akibat curah hujan tinggi, salah satunya memasok logistik ke 35 kabupaten/kota di Jateng.

“Saat ini kami juga sedang memulai proses penambahan pengadaan logistik. Ini sedang proses pengadaan sudah dilelangkan,” ujarnya. (fid/ant)

iklan