JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Sinergi PKB dan Nahdlatul Ulama Karanganyar sangat terlihat dalam acara Tasyakuran Muktamar NU ke 34 dan Haul ke 12 Gus Dur di Colomadu, Senin (3/1/2022).
Gus Yusuf Chudlori mengapresiasi hubungan baik NU dan PKB di Karanganyar karena memang sejatinya keduanya seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan.
Menurut Ketua DPW PKB Jateng itu, NU merupakan Warisan Mbah Hasyim Asy’ari dan warisan Gusdur adalah PKB. Gus Yusuf sendiri mengaku mendapat pesan dari Gusdur agar istiqomah di PKB, karena diyakini insyaallah nanti akan menjadi partai besar.
“PKB itu lahir dari rahim NU untuk Indonesia. Keduanya saling melengkapi, sehingga hubungan baik NU dan PKB diharapkan dapat terus dijaga,” jelasnya di hadapan Ketua NU Karanganyar, Kiai Nuril Huda dan jajarannya serta Ketua DPC PKB Karanganyar, Sulaiman Rasyid dan DPR RI, Luluk Nur Hamidah yang hadir secara virtual, anggota DPRD Karanganyar FPKB yang hadir lengkap itu.
Bicara tentang Gusdur itu unik, disebutkan Gus Yusuf, haulnya ulama itu rata-rata tidak di bulan Masehi, sedangkan Gusdur ini Haulnya di bulan Desember. Hal ini karena yang memperingati Haul Gusdur tak hanya agama Islam, tak hanya di Indonesia, semua menyayangi Gusdur lintas suku, agama dan Bangsa. Ia menceritakan saat Gusdur mendapatkan telepon dari seorang pendeta di Sorong Papua, minta doa untuk keluarga yang meninggal dunia. Gusdur pun menyanggupi dan bahkan turut hadir takziah ke Papua.
“Ini juga menjadi PR kita, PKB harus membuktikan kemanfaatannya untuk semua. Lintas agama lintas suku. Kader PKB harus hadir di tengah masyarakat, seperti Gusdur karena politik itu kehadiran,” terangnya.
Gusdur juga sukses selama dua tahun memimpin Indonesia, kebijakannya dapat dirasakan hingga saat ini. Ia mencontohkan, Gusdur mengedepankan supremasi sipil, kebebasan kebudayaan ditampilkan, hasilnya bisa dirasakan sampai sekarang.
“Gusdur juga suka sholawatan, hingga sekarang istana presiden sholawatan, pendopo gubernur dan bupati juga sholawatan. Jadi jangan ragu untuk menyampaikan jika PKB memimpin, insyaallah lebih maju, aman dan berkah,” tegasnya.
Gus Yusuf berdoa, atas terpilihnya KH Miftahul Akhyar dan Gus Yahya Staquf sebagai pemimpin NU, ia berdoa agar keduanya dikuatkan lahir dan batin, serta dimudahkan segala urusan dalam memimpin NU ke depan.
Ketua PKB Karanganyar, Sulaiman Rasyid menambahkan, haul ke 12 KH Abdurrahman Wahid, syukuran terpilih katua NU KH. Miftahul Akhyar dan Gus Yahya Staquf itu, ia mengajak NU dan PKB terus bersinergi. PKB itu penjaga NU agar tetap menegakkan kebaikan dalam menjaga NKRI tetap utuh. Bukti sinergi PKB dan NU salah satunya adalah hari santri dan undang-undang Desa, dana desa itu juga perjuangan PKB. Kader PKB juga memperjuangkan anggaran untuk pesantren.
“Satu abad NU harus bisa membawa kader NU dan PKB maju dalam kontestasi politik sebagai hadiah. Baik itu Bupati maupun Wakil Bupati,” ujarnya.
Sementara, Ketua NU Karanganyar, Kiai Nuril Huda mengungkapkan, sejak pendirian NU dan PKB memang saling bergandengan, maka sinergi dalam pelantikan ranting dan sinergi dalam acara seperti ini bisa jadi percontohan. Sebagai sarjana matematika, ia juga memberikan kiat jitu agar target PKB mendapatkan 7 kursi di Pileg tidak berat. Yaitu seribu suara dibagi dua puluh, setiap RW target 50 orang, tiap RT cuma 17 orang.
“Itu setiap ranting targetnya 6 rumah sudah selesai. Per rumah isinya biasanya 3 orang, apalagi kalau itu saudara, rampung secara kekeluargaan,” ungkapnya diikuti tawa seluruh peserta. (yas/biz)