Hama Tikus di Sragen Ancam Kerugian Petani Puluhan Juta

RUGI : Grobyokan tikus yang membuat kerugian para petani di Sragen. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Petani di Desa Tangkil, Kecamatan Sragen justru mendapat kendala serangan hama tikus pada masa tanam ini. Hama tikus semakin merajalela dan merugikan petani. Terlebih pertanian saat ini menjadi program utama menopang swasembada pangan.

Informasi yang berhasil dihimpun puluhan hektare sawah milik petani di Desa Tangkil rusak parah di makan Tikus usai dua minggu pasca ditanam. Bahkan serangan hama tikus dikabarkan belum mereda. Situasi ini berpotensi membuat petani semakin merugi.

Pemerintah Desa (Pemdes) Tangkil mengaku kesulitan membantu para petani membasmi tikus. Pihak pemdes berupaya melapor ke Dinas terkait melalui PPL. Petani juga melakukan upaya pencegahan, meskipun belum efektif.

Baca juga:   Blusukan di Kepatihan Kulon, Warga Minta Gibran Lanjutkan Program Bagus Rudy

Kepala Desa (Kades) Tangkil, Suyono mengatakan serangan hama tikus semakin mengkhawatirkan. Jika dibiarkan, ancaman gagal panen tahun ini bukan hal yang mustahil. ”Desa Tangkil muncul hama tikus sejak masa tanam 25 hari ini, bahkan satu malam hama tikus bisa menghabiskan 2 hektare tanaman padi milik petani,” ujarnya.


Jika tidak segera diatasi, situasi ini bisa mengakibatkan Kerugian yang parah. Perkiraan Jika gagal panen total mencapai Rp 30 – 45 juta untuk satu hektare.

Suyono menjelaskan akibat serangan hama tikus diakhir tahun ini banyak petani yang resah. Berbagai macam cara mengatasi hama tikus dilakukan akan tetapi tetap kurang efektif. Bahkan ada yang nekat menggunakan jebakan listrik meski sudah dilarang.

Baca juga:  Pilkada Sragen Survei Bowo - Suwardi Ungguli Sigit - Suroto

”Kalau saya nggak pakai jebakan listrik, sebagai kades tentu memberi contoh upaya pencegahan lainnya. Saya coba pakai obat dan tengah berusaha koordinasi dengan perbakin buat nembak tikus,” ujarnya.

Namun petani lainnya tetap ada yang menggunakan setrum listrik untuk menangani hama tikus meski sering ada himbauan larangan. Listrik cukup efektif meski tikus sudah mulai belajar menghindari jebakan listrik.

Beberapa sawah yang dirusak kondisi tanaman Padi dipotong oleh tikus. “Modelnya dipotong, semalam bisa habis. Kami juga sudah melakukan komunikasi dengan PPL dan belum ada jawaban,” jelasnya.

Pemdes Tangkil pernah mencari solusi dengan menganggarkan gropyokan tikus bersama beberapa waktu lalu dengan dianggarkan lewat dana desa (DD). Namun tahun ini tidak dianggarkan lantaran pada masa tanam sebelumnya kondisi hama tikus tidak terlalu parah. Namun demikian, tahun ini, di luar prediksi, serangan tikus cukup merusak.

Baca juga:  Pinsar Akan Lanjutkan Aksi Damai Terkait Penurunan Harga Ayam

“Tahun kemarin tidak ada tikus, perkiraan saya tahun ini tidak ada tikus malah meleset, malah parah seperti ini. Untuk tahun 2024 kami tidak menganggarkan di Dana Desa (DD), kita malah kecolongan, mudah mudahan tidak kena ancaman banjir juga,” ujarnya. (ars/rit)