JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Harga Beras saat ini tergolong tinggi. Termasuk wilayah Kabupaten Sragen yang dikenal sebagai lumbung padi. Namun sejumlah pengusaha beras mengakui situasi harga beras tinggi kurang baik karena cuaca dan persaingan usaha.
Pengusaha pengolahan beras asal Desa Toyogo, Kecamatan Sambungmacan Wisnu Aditya buka suara terkait tingginya harga beras saat ini. Menurutnya beberapa alasan yang menjadi mahalnya harga beras, baik jenis premium dan medium. ”Mahalnya harga beras di Sragen dikarenakan kemarau panjang dan adanya pabrik besar penggilingan beras,” ujarnya kemarin.
Dia menekankan beras jenis premium maupun medium naik sudah sekitar sebulan. Harga beras saat ini rata-rata Rp 13 ribu. Sedangkan menurutnya harga normal beras Rp 11 ribu. Harga beras Premium sekitar Rp 13,5 ribu sedangkan Medium Rp 12 ribu per kilogram. ”Kalau kami kira, kemungkinan cuaca kemarau panjang ini dan penggilingan pabrik besar jadinya harga melonjak,” terangnya.
Adit menyampaikan usaha pengolahan beras yang skalanya kecil saat ini juga mengeluhkan adanya pabrik beras dengan skala besar. Dampaknya usaha kecil penggilingan beras harus mengencangkan ikat pinggang.
Adit menilai penyebab paling dominan tingginya harga beras dikarenakan cuaca panas dan banyak petani di musim kemarau tidak menanam. Dia berharap harga beras segera stabil. Lantaran pengusaha seperti dirinya belum berani menyimpan stok beras jika harga tinggi. :Kalau saya sebagai pemroses untuk antisipasi kami tidak berani stok beras dulu, paling hanya sedikit kami menyimpan stok beras,” ujarnya.
Pengusaha beras lainnya Widyastuti menyampaikan naiknya harga beras di pasaran merata. ”Semua wilayah merata ini mengalami kenaikan, Gabah Kering Panen (GKP) di sawah sudah Rp 7.300 jadi memang seperti ini kondisinya ddi soloraya,” bebernya. (ars)