JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Masih tingginya harga beras di pasaran pasca Natal dan Tahun Baru ditindaklanjuti Pemerintah kota (Pemkot) Solo dengan menggelar operasi pasar (OP) di lima pasar tradisional yang ada di kota Bengawan. Menggandeng Bulog Subdivre III Surakarta, disediakan 20 ton beras kualitas medium dengan harga Rp9.350 per kilogramnya.
Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Subagyo mengatakan kembali diadakannya kegiatan operasi pasar beras tersebut dikarenakan masih tingginya harga beras di pasaran. Dimana saat ini harga beras kualitas medium berkisar di harga Rp10.500 hingga Rp11.000 per kilogramnya. Padahal Harga Eceran Tertinggi (HET) dari pemerintah sebesar Rp9.450 per kilogramnya.
“Dari hasil evaluasi OP beras yang dilakukan pada 8 Desember hingga 31 Desember lalu ternyata harga beras masih tinggi padahal stoknya melimpah. Sehingga Januari ini kami bersama Bulog kembali menggelar OP dengan harapan harga beras di pasaran berangsur-angsur akan turun,” jelasnya.
Disinggung mengenai kemungkinan adanya indikasi penimbunan terkait masih tingginya harga beras saat ini, Subagyo mengatakan kondisi harga beras saat ini murni dipengaruhi faktor permintaan yang melonjak dibanding hari biasa. Mengingat sejak Desember hingga Januari ini Solo menjadi jujugan wisatawan dari luar.
“Kaitannya dengan Natal dan Tahun Baru, Solo menjadi destinasi wisatawan, sehingga otomatis kebutuhan untuk konsumsi beras meningkat. Dan bulan ini ada kegiatan Haul Habib di Pasar Kliwon yang juga mendatangkan ratusan ribu jamaah ke Solo. Belum lagi saat ini sedang musim orang pnya hajatan, seperi pernikahan. Sehingga hukum pasar berlaku, dimana tingginya permintaan akan diikuti tingginya harga. Jadi bukan karena ditimbun atau barang langka, karena stoknya memang masih melimpah,” jelasnya.
Disinggung sampai kapan operasi pasar akan digelar, Subagyo mengatakan dari Bulog sudah siap membackup sampai 31 Maret mendatang. Namun pihaknya akan melakukan evaluasi berjalan. Jika memang harga beras sudah normal maka OP akan dihentikan. “Sesuai kebutuhan saja dengan melihat kondisi di pasar. Jangan sampai karena digelontor semua harganya malah jatuh,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Bulog Subdivre III Surakarta, Titov Agus Sabela mengatakan, operasi pasar digelar di lima pasar tradisional. Yakni di Pasar Gede, Rejosari, Nusukan, Legi dan Pasar Harjodaksino. Sistem yang OP kali ini pun berbeda dengan biasanya. Dimana tidak hanya digelar hanya satu hari namun setiap hari.
“Jadi kami bekerjasama dengan pedagang pasar yang ada di masing-masing pasar yang menjadi lokasi OP. Dimana beras akan kami stok sesuai permintaan pedagang yang akan menjual langsung ke konsumen sesuai dengan harga yang sudah ditentukan. Yakni Rp9.350 per kilogramnya. Berasnya pun dikemas dalam kemasan 5 kilogram,” paparnya.
Ia menuturkan siap memenuhi berapapun beras yang dibutuhkan masyarakat Solo. Sebab selain stok meningkat, sebentar lagi juga akan mulai memasuki masa panen raya. (jay/saf)