26 C
Semarang
Selasa, 22 April 2025

Pilih Cawagub dari PPP, PDIP Hanya Ingin Jadikan PKB Bamper

JATENGPOS.CO.ID. SEMARANG – Suhu politik menjelang Pilgub Jateng 2018 semakin panas. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menuding Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tidak serius mengajak kerjasama. Sehingga PKB dan PDIP akhirnya gagal berkoalisi untuk mengusung cagub/cawagub Jateng bersama.

Tudingan itu disampaikan Wakil Ketua DPW PKB Jateng Abdul Arif, sebagaimana ditulis dalam akun facebooknya, Rabu (10/1). Menurutnya, PDIP hanya membutuhkan PKB sebagai bamper saja. Tujuannya untuk mengesankan PDIP membutuhkan suara dari umat Islam di Jateng.

“PKB menyimpulkan PDIP tidak serius ingin bekerja sama dengan PKB di Pilgub Jateng. PDIP dinilai hanya membutuhkan bamper untuk mengesankan mereka membutuhkan suara dari umat Islam Jawa Tengah,”bebernya.

Apa yang disampaikan Abdul Arif itu tampaknya ingin menjelaskan kepada kader PKB di Jateng. Yaitu terkait dengan keputusan yang akhirnya bergabung dengan koalisi Partai Gerindra, PKS dan PAN mengusung Sudirman Said-Ida Fauziyah dalam Pilgub Jateng 2018.

Karena pada awal tulisan diberi judul “Perjalanan PKB hingga mengusung SUDIRMAN SAID-IDA FAUZIAH”.

Pertama Arif menyampaikan bahwa PKB ingin all out di Pilgub Jateng 2018. Dengan tekad mendudukkan kader terbaik untuk memperbaiki Jawa Tengah. Kemudian PKB menjajaki kemungkinan mengusung Marwan Jafar sebagai gubernur Jateng. Melakukan sosialisasi dan komunikasi dengan banyak pihak.

“Hasil komunikasi dengan kiai dan grassroot, warga NU dan PKB ingin partai ini berkoalisi dengan PDIP. Menindaklanjuti itu, jajaran PKB pun mengintensifkan komunikasi dengan partai banteng itu,”ungkapnya.

Gayung bersambut. PDIP berniat membangun koalisi dan ingin menyandingkan jagoan mereka Ganjar Pranowo dengan kader PKB. Yang di luar dugaan, mereka minta Gus Yusuf (GY)  (Ketua DPW Jateng) sebagai calon pendamping Ganjar.

“Di luar dugaan karena sejak awal GY memang tidak bersedia menjadi cagub atau cawagub. Selain lebih memilih berkiprah di bidang dakwah, GY juga tak mendapat restu dari Ibunda. Sebagai putra yang berbakti, GY patuh dengan titah Ibunda,”katanya.

Maka, masih menurut Abdul Arif,  GY pun menawarkan kader-kader terbaik PKB/NU lain kepada Ganjar/PDIP. Mereka adalah Gus Tutut (Ketua GP Ansor), Gus Alam (anggota DPR RI putra KH Dimyati Rois), Asip Kholbihi (Bupati Pekalongan), Arif Rohman (Wakil Bupati Blora), Gus Yazid (Wakil Bupati Kebumen), Fuad Hidayat (Wakil Ketua Komisi A DPRD Jateng) dan beberapa nama lain termasuk HA Kholiq Arif (mantan Bupati Wonosobo).

Dari sekian banyak nama itu tak satu pun diterima PDIP. “Intinya PDIP hanya ingin GY. Padahal sejak awal mereka tahu bahwa GY tidak bakal mau,”lanjutnya.

Saat PKB sibuk menyodorkan kadernya untuk mewakili calon dari PDIP tiba-tiba Megawati mengumumkan bahwa pendamping Ganjar adalah Taj Yasin (kader PPP).

“PKB menyimpulkan PDIP tidak serius ingin bekerja sama dengan PKB di Pilgub Jateng. PDIP dinilai hanya membutuhkan bamper untuk mengesankan mereka membutuhkan suara dari umat Islam Jawa Tengah,”tegasnya.

Selepas ditinggal PDIP, DPW PKB Jateng berkonsultasi kepada PWNU Jateng. Dari hasil konsultasi disepakati menyerahkan arah koalisi dan figur yang diusung kepada DPP PKB. Setelah melalui proses yang tenang, jernih namun dinamis akhirnya PKB memutuskan mengusung pasangan Sudirman Said -Ida Fauziyah di Pilgub jateng 2018.

PKB menilai sosok Ida tepat mendampingi Sudirman. Karena merepresentasikan tokoh perempuan NU tulen.

Dengan berbagai pengalaman memegang jabatan publik, Ida diyakini sangat mumpuni untuk menduduki jabatan wakil gubernur. Meski lahir di Jatim, suami Ida adalah bagian dari keluarga besar PP Al Fatah Banjarnegara.

“Pasangan Sudirman-Ida dideklarasikan oleh Partai Gerindra dan PKB di kantor DPP PKB. Selepas deklarasi, PAN dan PKS mengusul mendukung pasangan ini,”tukasnya.

Sementara itu pasangan Sudirman Said dan Ida Fauziyah resmi mendaftarkan di KPU Jateng, Rabu (10/1) sekitar pukul 16.00 WIB. Keduanya mendapat dukungan dari empat parpol besar yakni Gerindra, PKS, PAN, dan PKB, serta PBB.

Keberadaan Ida Fauziyah sebagai calon wakil gubernur mendampingi Sudirman Said diyakini mampu mendulang suara dari kalangan perempuan dan Nahdliyin Jateng.

“Saya bersyukur pasangan yang saya peroleh dari kalangan perempuan, Jawa Tengah perlu sentuhan perempuan, karena perempuan lebih sensitif terhadap isu sosial, pendidikan, kesehatan dan lainnya. Dan kami akan membangun pemerintahan yang tak berkhianat pada rakyat sehingga niat politik akan dicapai dengan baik yakni melayani dan menciptakan kemakmuran,” kata Sudirman Said usai verifikasi pendaftaran di kantor KPU Jateng.

Sudirman juga yakin, dengan jumlah pemilih di Jateng ada 27 juta, diantaranya 13,2 juta adalah pemilih kalangan perempuan, akan mampu dirauhnya untuk memenangkan Pilgub Jateng.

“Dan pilihan itu disambut antusias oleh organisasi perempuan sepeti Fatayat, majlis taklim, Aisiyah Muhammadiyah, dan banyak kalangan profesi perempuan lainnya. Ini step yang saya syukuri sebagi energi baru,” paparnya.

Sementara, Ida Fauziyah senang bisa dipasangkan dengan Sudirman Said. Bersama PKB dan koalisi partai lainnya akan bahu membahu memenangkan Pilgub dengan waktu enam bulan bekerja dengan keras.

“Saya belum tentu mau bila pasangannya bukan beliau. Dan beliau juga tahu, saya sebagai aktifis perempuan, memberikan kesempatan pada saya merumuskan isu terkait perempuan dan anak. Menjadi perhatian kita bersama angka kemiskinan, perceraian, pernikahan anak, dan isu lainnya yang membutuhkan keseriusan,” katanya.

Ida pun percaya dan yakin bersama Sudirman Said akan membawa Jateng yang lebih sejahtera dan bermartabat. Membawa Jateng menjadi rujukan pemerintahan yang baik bagi daerah lainnya di Indonesia. (aam/udi)

 



Popular

LAINNYA

Terkini