31.4 C
Semarang
Senin, 4 Agustus 2025

Rumah Duka Dipenuhi Pelayat, Marsma TNI Fajar Dimakamkan Siang ini

JATENGPOS.CO.ID, PROBOLINGGO- Suasana duka menyelimuti kediaman Marsekal Pertama (Marsma) TNI Fajar Adriyanto di Kelurahan Kademangan, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, sejak Minggu (3/8/2025) malam hingga Senin (4/8/2025) pagi. Sejumlah pelayat dari keluarga, warga sekitar dan kerabat kesatuan TNI berdatangan untuk memberikan penghormatan terakhir.

Keluarga langsung menggelar doa tahlil untuk mendoakan almarhum, yang rencananya akan dimakamkan di pemakaman keluarga di Jalan Bengawan Solo, Kecamatan Kademangan.

Di halaman rumah duka, sejumlah personel dari Kodim 0820/Probolinggo tampak bersiaga dan mempersiapkan prosesi penyambutan jenazah Marsma Fajar.

Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan salah satu korban dalam insiden jatuhnya pesawat latih sipil di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Astana, Ciampea, Kabupaten Bogor, Minggu pagi sekitar pukul 09.19 WIB. Almarhum sempat dilarikan ke RSAU dr. Hasan Toto, Kabupaten Bogor, namun dinyatakan meninggal dunia dalam usia 56 tahun.

Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua anak. Pihak keluarga menyampaikan duka mendalam atas kepergian Fajar Adriyanto yang dikenal sebagai pribadi hangat, dekat dengan keluarga, dan humoris

Diberitakan, Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan mengungkapkan, pesawat latih milik FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) jatuh di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Minggu (3/8) sekitar pukul 09.19 WIB. Kejadian menyebabkan mantan Kadispen AU Marsma TNI Fajar Adrianto meninggal dunia. Sedangkan kopilot, Roni, mengalami luka parah.

Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara. Pesawat lalu hilang kontak dan ditemukan terjatuh.

“Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana,” kata Kadispen AU Marsekal Pertama (Marsma) TNI I Nyoman Suadnyana kepada wartawan.

Pesawat jatuh tersebut jenis Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126. Pesawat dikemudikan Marsma TNI Fajar sebagai pilot dan Roni sebagai kopilot.

“Kegiatan ini merupakan bagian dari latihan rutin pembinaan kemampuan personel FASI, induk olahraga dirgantara nasional yang berada di bawah binaan TNI AU,” jelasnya.

Dia menegaskan penerbangan telah dilengkapi Surat Izin Terbang (SIT) nomor SIT/1484/VIII/2025 yang diterbitkan Lanud Atang Sendjaja. Pesawat dinyatakan laik terbang dan merupakan sortie kedua pada hari itu.

Marsma TNI Fajar Adrianto dinyatakan gugur dalam peristiwa kecelakaan pesawat tersebut. Sementara kopilot Roni mengalami luka berat dan masih menjalani perawatan.

“TNI AU bersama unsur terkait telah melaksanakan evakuasi dan pengamanan lokasi kejadian serta memastikan seluruh prosedur penanganan berjalan sesuai ketentuan,” imbuhnya.

Sementara itu, satu korban lainnya mengalami luka berat, seorang kopilot Roni. Korban masih menjalani perawatan intensif.

Baca juga:  Jalan Macet, Waket Komisi II Usulkan Sweeping Kantor

“Satu lagi pilotnya, Bapak Roni, masih dirawat luka berat sampai saat ini masih pemulihan sudah ditangani,” ungkapnya.

Nyoman Suadnyana mengenang sosok Marsma Fajar sebagai salah satu pilot terbaik di TNI AU.

“Beliau salah satu pilot terbaik dari yang kita miliki. Dulu beliau adalah penerbang pesawat tempur F-16, sama dengan Bapak KSAU sebelum beliau menerbangkan Sukhoi. Sama-sama terlibat dalam insiden Bawean tahun 2003,” ungkapnya.

Dia mengatakan Marsma Fajar sosok panutan yang memiliki dedikasi tinggi. Dia menuturkan Marsma Fajar banyak memberikan inovasi untuk anggota Dispen AU.

“Beliau menjadi panutan kita, orang berdedikasi tinggi, mungkin rekan-rekan semua kenal beliau sebagai Kadispen sebelum saya. Beliau betul-betul banyak inovasi untuk Dispen AU, termasuk dengan rekan-rekan media, semuanya mungkin sudah dirasakan sama beliau, sangat dekat sama siapapun. Termasuk beliau salah satu penerbang yang disegani,” ujarnya.

Saat ini jenazah Marsma Fajar disemayamkan di rumah duka di Komplek TNI AU, Pancoran, Jakarta Selatan. Nyoman menyebutkan, jenazah diterbangkan melalui Lanud Halim Perdanakusuma pada Senin (4/8) pukul 06.30 WIB. Jenazah diterbangkan ke Malang, kemudian dilanjutkan perjalanan darat menuju Probolinggo untuk dimakamkan.

“Untuk kegiatan pemakaman rencana di Malang lewat Lanud Halim Perdana Kusuma pada kukul 06.30 WIB menggunakan Pesawat Hercules. Perjalanan ke Malang menempuh waktu 1 jam 45 menit. Dari Malang akan melanjutkan perjalanan dengan jalan darat, dimakamkan di pemakaman keluarga di Probolinggo,” jelas Nyoman saat takziah, Minggu (3/8/2025).

Dia berharap prosesi pemakaman akan selesai sebelum dzuhur siang ini. Dia mengatakan terakhir berkomunikasi dengan Marsma Fajar melalui telepon untuk membahas inovasi Dispen AU.

“Saya terakhir berhubungan dengan beliau hari Jumat kemarin. Saya telepon-teleponan terkait bagaimana inovasi Dispen ke depan, memajukan Dispen AU 40 menit sendiri. Beliau banyak memberikan masukan,” ujarnya

Mantan Wakapolri Komjen (Purn) Nanan Soekarna saat melayat ke kediaman Marsma Fajar, menyebut Marsma Fajar merupakan sosok yang rajin dan selalu menyemangati para penerbang sport untuk bersama menglorifikasikan tentang Nautika.

“Beliau yang paling rajin, setiap Minggu pasti terbang. Maka itu kami sangat kehilangan dan atas nama teman-teman penerbang sport menyampaikan belasungkawa yang tak terhingga untuk beliau kita doakan untuk beliau diterima di sisinya, diampuni segala dosa dan kesalahannya,” ujar Nanan.

Nanan menceritakan momen terakhir berkomunikasi dengan Marsma Fajar. Dia mengaku sempat diajak terbang ke Bandung oleh Marsma Fajar, namun batal karena benturan kegiatan.

“Kemarin, ngajak kami terbang di Bandung, Minggu lalu di Bandung, ini memang di Bogor, tapi kami ada kegiatan otomotif lain itu aja,” ujarnya.

Baca juga:  Bertahan atau Pergi

Sementara, warga setempat, Raden Yahya Setiabudi, menceritakan detik-detik kecelakaan itu. Dia menyebutkan pesawat sempat menukik ke arah permukiman. Menurut dia, suara mesin pesawat sempat tak terdengar, lalu menyala kembali sebelum jatuh di pemakaman umum.

“Jadi waktu jarak ketinggian itu dia (pesawat) ada di atas permukiman itu. Itu dia bisa dikendalikan itu, jadi pas depan saya pisan itu mah kejadiannya. Jadi pas itu mesinnya sempat berhenti, terus hidup lagi mesinnya, naik lagi, jadi masih bisa dikendalikan sama pilot,” kata Yahya kepada detikcom, Minggu (3/8/2025).

“Jadi dia (pesawat) sudah nukik, naik lagi itu. Hebat deuh pilotnya masih bisa kendaliin. Jadi kalau pas nukik itu jatuh, mungkin saya yang kena, kan depan saya itu kejadiannya,” imbuhnya.

Yahya menyebutkan dia sempat berlari ke arah pesawat yang menukik itu. Dia mengatakan ada peziarah yang berteriak melihat pesawat jatuh di area pemakaman.

“Nah pas itu saya sempat ngudag (mengejar), lari-lari saya, pas lihat sudah jatuh. Di situ ada ibu-ibu lagi ziarah, bilang ‘Bapak itu ada pesawat jatuh’. Jadi jatuhnya itu ke tanah gitu, tanah pemakaman, tapi nggak ada makam rusak,” kata Yahya.

Dia mengatakan warga kemudian berupaya mengevakuasi korban. Menurutnya, warga memotong sabuk pengaman agar bisa mengevakuasi kopilot.

“Saya sama masyarakat aja itu ngangkat, dievakuasi itu (korban), digotong ke pinggir. Pilotnya itu meninggal di situ, ada sabuk pengaman kan. Nah satu lagi (kopilot), itu sabuk pengamannya diputusin pakai golok itu, iya sama warga,” ujarnya.

Diketahui, sejak awal kariernya, Fajar menjadi penerbang pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dengan call sign ‘Red Wolf’ di Sekadron Udara 3 Lanud Iswahjudi. Fajar juga sempat menduduki jabatan Pabandyaops Sops Kohanudnas.

Fajar pernah mengemban jabatan Komandan Pangkalan TNI AU (Lanud) Manuhua pada 2017. Kariernya pun terus berkembang hingga menjadi Kepala Dinas Penerangan TNI AU selama 2019-2020.

Fajar juga dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003.

Selama menjadi Kadispen AU, Marsma TNI Fajar Adrianto selalu terdepan menjadi corong informasi terkait pemberitaan TNI AU. Berbagai penghargaan pernah ia peroleh.

Salah satu prestasinya yaitu pernah meraih predikat thesis terbaik pada rangkaian penutupan pendidikan dan Wisuda Sekolah Kajian Pertahanan dan Strategi (SKPS) Universitas Pertahanan Indonesia (Indonesia Defence University) pada 2012. (dtc/dbs/muz)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya