
JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO — Warga Dukuh Karangpoh dan Kluwih, Desa Lengking, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo menggelar drama kolosal perjuangan melawan penjajah pada Selasa (15/8/2023), sore.
Nampak warga dari usia belia hingga lansia sangat antusias melakonkan berbagai peran perjuangan, mulai dari rakyat jelata, pejuang, tentara jepang, tentara Belanda, juga sejumlah tokoh pahlawan seperti Pattimura, Cut Nya Dien, Diponegoro hingga Soekarno Hatta.
“Kami memutuskan untuk membuat sebuah pertunjukan sederhana tetapi diikuti banyak warga, sekitar 150 lebih pemain. Mereka berperan sebagai tentara Belanda dan Jepang sebagai penjajah, yang lain kemudian memainkan peran sebagai masyarakat,” jelas Antonius Bimo Wijanarko, warga yang menjadi inisiator drama.
Wijanarko menyebut masing-masing aktor dalam drama yang bertemakan Indonesia Merdeka itu tak memiliki naskah tertentu. Sehingga dialog yang tercipta hanya melalui spontanitas para pemain. Bahkan lansia dan para balita yang turut terlibat dalam drama terlihat totalitas memainkan perannya.
Drama tersebut menampilkan kehidupan masyarakat di era 1879 yang ayem tenteram. Sayangnya, kemudian datang para penjajah dari Belanda dan Jepang datang ke Bumi Pertiwi.
Adegan mengharukan menyeruak saat lakon pekerja romusha yang disiksa, diikuti narasi yang dibacakan sangat menyentuh hati.
Lalu saat warga yang naik ke atap rumah lalu menyobek kain biru dari bendera Belanda, dan mengganti bendera Jepang dengan bendera Merah Putih. Lalu bendera tersebut dikibarkan. Nampak sejumlah warga terbaru hingga menitikkan air mata, rasa nasionalisme makin kuat dengan teriakan Merdeka!! Merdeka !!
“Pesannya begini, ini loh rakyat yang mencintai negara. Kami mengajak seluruh [warga negara] Indonesia yang suka memaki negara, ayolah tidak [jangan]. Inilah negara yang wajib kita tresnani, jangan berbuat aneh-aneh, kita bangun Indonesia ini dari budi pekertinya, dari segala bidang,” ajak Kokor, sapaan Wijanarko.
Sementara itu Ketua RT Dukuh Kluwih yang memerankan Muhammad Hatta, Yanto, mengaku drama tersebut menjadi bentuk ucapan rasa terima kasih warga kepada para pejuang. Hal sama juga diungkapkan Ketua RT Dukuh Karangpoh, Maryono, yang memerankan Ir. Soekarno. Sebagai rakyat kecil, ia ingin mengajak dan mengenang jasa para pahlawan.
“Ini meneruskan jerih payah para pejuang untuk mengisi kemerdekaan. Kami mengajak keluarga kami untuk selalu rukun mengisi kemerdekaan. [Dari drama ini] kami benar-benar menjiwai bagaimana susahnya perjuangan para rakyat yang saat ini kita nikmati hasilnya,” jelasnya.
Sementara itu sesepuh setempat yang juga turut mengikuti drama tersebut, Lasiem (84), mengaku senang dengan peringatan Indonesia Merdeka. Ia mengaku sempat merasakan bagaimana sulitnya hidup di zaman penjajahan. Lasiem harus bersembunyi di gua untuk bisa selamat dari buruan penjajah. Tak hanya itu, makanan juga sulit ditemukan pada masa penjajahan.
“Dulu kakak saya dikejar kejar penjajah, sekarang Indonesia sudah merdeka, seneng rasanya,” pungkasnya. (Dea)