28.6 C
Semarang
Selasa, 17 Juni 2025

Kebersamaan dan Kemanusiaan dalam Perayaan Hatedu Semarang

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Semangat kebersamaan dan kemanusiaan kembali menjadi tonggak perayaan Hari Teater Sedunia (Hatedu) kedua di Kota Semarang, Jumat-Minggu (6-8/4). Sejumlah penggiat teater dari berbagai daerah terlihat tumpah-ruah untuk bersama menjalin kehangatan dalam nafas yang sama, seni teater. Berbagai kegiatan workshop, diskusi, dan pertunjukan masih menjadi isian dalam acara bertema “Titik Kumpul: Warna yang Pudar”.

Kesukseksan dalam gelaran pertama di tahun 2017 terus dibawa oleh Forum Teater Kampus Semarang (Fotkas) dan Komite Teater Dewan Kesenian Semarang (Dekase) untuk perayaan tahun 2018 ini.

Konsep titik kumpul dengan mendirikan tenda di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang masih menjadi dasar untuk mengemas kebersamaan seniman teater dari berbagai daerah. Hal itu terlihat dari pelaksanaan hari pertama sekaligus pembukaan acara pada Jumat (6/4) lalu.

Workshop keaktoran dan monolog oleh Dili Swarno langsung disuguhkan sejak pagi hingga sore hari dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kelompok teater.

Antusiasme tersebut semakin terlihat pada malam hari dengan digelarnya diskusi perkembangan teater Indonesia. Hadir sebagai pemantik diskusi adalah Odi Shalahuddin (Yogyakarta), Eko Tunas (Semarang), Daniel Hakiki (Semarang), dan dimoderatori oleh Khotibul Umam.

Pelaksanaan hari kedua, Sabtu (7/4), tidak kalah semarak. Berbagai lomba hingga pentas panggung apresiasi menggariskan kebersamaan yang terbentuk dari para penggiat teater dari berbagai kota di Jawa Tengah dan Yogyakarta.

Setiap kelompok teater menampilkan pertunjukan yang beragam, mulai perform art, pembacaan dan musikalisasi puisi, hingga pentas kolaborasi. Di antara pentas kolaborasi yang ditampilkan adalah pentas kolaborasi dari Rouf (Jepara) dengan Olos (Teater SS Unnes), lalu ada kolaborasi dari penampil asal Surakarta bersama Fotkas. Kolaborasi lainnya datang dari puluhan peserta workshop keaktoran dan monolog.

“Acara ini selain untuk merayakan Hari Teater Sedunia yang jatuh setiap tanggal 27 Maret juga sebagai momentum untuk mempererat tali silaturahim antar-penggiat dan komunitas teater di Semarang dan luar kota. Kenapa memilih tema ‘Warna yang Pudar’ karena pada zaman seperti sekarang ini kami melihat banyak anak muda kehilangan jati dirinya. Ini juga refleksi juga bagi kami,” ujar Ketua Fotkas, Syarifuddin Affandi, saat ditemui di TBRS Semarang, Jalan Sriwijaya nomor 29, Candisari, Sabtu (7/4) malam.

Affandi menambahkan pada gelaran tahun ini ada sentuhan berbeda yang diberikan. Selain kebersamaan, sisi kemanusiaan juga menjadi salah satu poin penting yang ingin diangkat. Para peserta workshop juga diajak terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan workshop dan hiburan kesenian.

“Tahun ini kita semua akan terjun langsung ke masyarakat. Bentuknya dengan memberikan workshop bagi anak-anak dan pemuda di kampung nelayan Tambakrejo. Ini sekaligus memperingati hari nelayan, jadi kami bersih-bersih di kampung  dan juga memberikan hiburan bagi masyarakat di sana,” ungkapnya.

Adapun sebelum menuju ke Tambakrejo, para peserta perayaan Hatedu Semarang juga menggelar arak-arakan dan cosplay di area Car Free Day (CFD) Jalan Pahlawan Semarang pada Minggu (8/4) pagi. Siang harinya mereka akan menuju ke kampung nelayan Tambakrejo untuk bersih-bersih kampung, memberikan workshop, dan menyuguhkan hiburan berupa pertunjukan naskah Sintren. (har/drh)

 



Popular

LAINNYA

Terkini