JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Grup musik cadas genre Skuat brutal death metal asal Semarang Killer Of Gods kembali eksis meski dengan keterbatasan dalam semangat tatanan pola hidup baru.
Pasca album “Alliance The Damned Fortress” yang diluncurkan tahun 2019, terjadi perombakan besar pada tubuh band yang saat ini menyisakan Yusuf (drum), Ferdy (gitar), Mesakh (bas) dan Ijal pada vokal.
Formasi ini berpengaruh pada haluan musik yang diusung Killer Of Gods untuk album selanjutnya (Album ke-4), dimana grup ini memilih kembali pada pakem brutal death metal yang agresif seperti yang mereka mainkan pada era awal mereka.
Ijal sang vokalis, mengatakan, meski mengalami bongkar pasang personil. Band cadas yang menjadi tumpuan karir bermusiknya bersama personil lain. Killer of Gods, tetap optimis berkembang dalam genre musik cadas yang menjadi ciri khas karya musiknya.
“Eksistensi yang kami bangun, tentu saja dibuktikan lewat karya lagu dan musik dua nomor yang dirilis Killer Of Gods, “Internal Decay” dan “Globalist Controlled” yang mana akan terdengar jauh berbeda dari materi sebelumnya,” ujarnya.
Tanpa konstruksi lagu yang progresif atau permainan penuh teknik, kali ini Killer Of Gods menampilkan riff-riff kasar, hantaman blast beat yang barbar dan rapat, serta geraman vokal yang dalam.
Seperti terhujam oleh pisau berkali-kali hingga tembus ke belakang. Dua nomor ini dirilis Killer Of Gods sebagai single promo guna merayakan satu dekade, eksistensi mereka dalam ranah musik underground. Sementara itu, grup ini masih merampungkan materi untuk album mendatang.
“Sebelumnya Killer Of Gods lebih banyak dikenal lewat komposisi technical death metal seperti yang dibawakan pada dua album terdahulunya, “Mental Retardation Force” (2016) dan “Alliance The Damned Fortress” (2019)serta album pertama “Replica To Hell” (2013),” terang Ijul.
Grup underground ini juga telah melanglang buana ke berbagai panggung musik ekstrem sejak dibentuk tahun 2011.
Masa pandemi yang membatasi helatan panggung musik terbuka dalam kerumunan orang. Tidak menjadi penghalang bagi Killer of Gods, untuk terus berkarya dalam dunia musik profesional dalam indie band sebagai kemandirian pengembangan karya musik mereka. (ucl/muz)