JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jateng menilai, kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 justru makin memperparah kondisi perekonomian dan mematikan sektor usaha. Bahkan, kondisi ekonomi 90% masyarakat Indonesia justru hidup dalam keterpurukan.
Ketua HIPMI Jateng, Billy Dahlan mengatakan, berdasarkan data sampai saat ini total kasus covid selama 17 bulan sekitar 3 jutaan kasus dan kasus aktif Covid -19 hanya 550 ribu atau 0,2% dari total populasi Indonesia.
Dengan jumlah tersebut, tidak sebanding dengan dampaknya yang mempengaruhi kondisi ekonomi 90% populasi Indonesia.
“Sekarang kasus aktif 550 ribu atau 0,02%. Padahal dampak secara sosial dan ekonomi berpangaruh terhadap lebih dari 90% populasi Indonesia,” kata Billy, Jumat (24/7/2021).
Menurutnya, sejumlah kebijakan pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 yang sudah terjadi selama 17 bulan ini sia-sia jika dampaknya justru membuat seluruh sektor lumpuh. Untuk itu, HIPMI Jateng mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam penanganan pandemi ini.
“HIPMI Jateng melihat berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah tidak memberikan dampak apapun. Solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah terhadap 1% penduduk harus mengorbankan ekonomi dunia usaha yang berdampak terhadap 90% populasi. Sangat tidak relevan, dan ini sudah 17 bulan tak ada perubahan signifikan,” ungkapnya.
Billy menilai, kebijakan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dilakukan saat ini tidak terukur dan tidak memiliki target jelas. Jika PPKM hanya untuk mencegah dan mengurangi penularan maka pihaknya tidak yakin kebijakan itu adalah kebijakan yang tepat.
“Kita ndak masalah dengan PPKM tapi PPKM yang lebih terukur. Kalau misalnya dengan PPKM hanya untuk mengurangi penularan, nanti kalau PPKM dibuka juga akan sama saja,” tandasnya.
Jika PPKM nanti dibuka, lanjutnya, tidak ada jaminan penularan akan mengalami penurunan. Justru bisa jadi penularan akan semakin masif dan akan semakin banyak.(aln)