Saat ini masih diberlakukan belajar dari rumah bagi siswa dan mengajar/bekerja dari rumah bagi guru untuk semua jenjang pendidikan. Belajar dari rumah atau secara konseptual adalah pembelajaran jarak jauh ini termasuk baru, sehingga berimplikasi pada proses pelaksanaannya. Guru tidak sendiri lagi mengelola pembelajaran seperti di sekolah, demikian juga orang tua tidak lagi dapat menyerahkan seluruh aktivitas belajar anak kepada guru, namun orang tua dan guru bekerja sama untuk mendampingi siswa dalam kegiatan belajarnya.
Perubahan ini dirasakan oleh siswa, guru dan juga orangtua, sehingga dibutuhkan strategi untuk efektivitas komunikasinya Interaksi guru dan orang tua dalam proses kegiatan belajar anak membutuhkan strategi yang dapat menyesuaikan karakteristik siswa, guru, orang tua yang memenuhi kriteria pembelajaran jarak jauh. Untuk membantu guru dan orang tua dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui kegiatan belajar di rumah, dibutuhkan suatu pedoman yang dapat memberikan petunjuk bagi guru dan orang tua.
Dengan demikian, pedoman ini disusun agar guru dan orang tua dapat bekerja sama secara efektif dalam memberikan kegiatan stimulasi perkembangan anak selama belajar di rumah. Bagi siswa siswi khusurnya tingkat sekolah dasar, masih sangat awam penbelajaran dengan menggunakan system daring.
Hamid Mumammad (Kemendikbud) menuturkan, ada tiga kelompok besar dalam pembelajaran di sekolah. Kelompok pertama adalah anak-anak yang sudah terbiasa dengan pembelajaran online, karena sekolah sudah menerapkannya secara penuh. Anak-anak ini tidak akan kesulitan menghadapi pembelajaran jarak jauh karena sering mengakses aplikasi pembelajaran. Kelompok kedua, adalah anak-anak dari sekolah yang melakukan pembelajaran semi daring. Di grup ini, pemberian tugas dari guru yang dikirim melalui Whatsapp, tidak secara langsung. Sedangkan kelompok ketiga adalah anak-anak yang tidak bisa melakukan banyak hal karena keterbatasan infrastruktur dan daya dukung teknologi.
Masalahnya yaitu, di VI SD Negeri 4 Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara, sebagian besar masuk kekelompok ketiga, yaitu mereka yang tidak punya akses internet. Anak-anak ini pembelajarannya sangat manual, disini perlu sekali cara yang untuk mensiasati cara pembelajaran yang tepat untuk siswa siswi dari kelompok 3 ini. Salah satu cara yang bisa guru lakukan yaitu dengan Metode Home Visit.
Home visit adalah kunjungan langsung ke rumah siswa atau murid oleh seorang tenaga pendidik. Baik dilakukan secara berjangka atau tidak. Pentingnya penerapan home visit ini adalah sebagai langkah dan tidak lanjut sekolah, untuk melihat keadaan anak didik di lingkungan keluarganya. Karena keberhasilan anak didik diawali dari keadaan ataupun kondisi didikan dari rumah. Dengan penerapan home visit, tenaga pendidik ataupun pihak sekolah dapat mengetahui informasi secara langsung kendala ataupun perilaku yang dilakukan anak didik di rumahnya. Sebab terkadang kendala atau permasalahan belajar yang dialami di sekolah dipengaruhi oleh permasalahan-permasalahan yang ada di rumah. Pihak sekolah wajib mengetahui permasalahan ataupun kendalala-kendala yang dialami masing-masing peserta didiknya, baik dilingkungan sekolah maupun di rumah. Home visit adalah langkah tepat untuk mencegah permasalahan atau kendala-kendala yang dialami siswa tersebut.
Selain itu, dengan home visit guru juga bisa berinteraksi langsung dengan wali murid, sehingga kita dapat mengetahui profil anak tersebut secara faktual. Keuntungannya mempermudah pekerjaan kita sebagai tenaga pendidik, dikarenakan kita sudah mengetahui karakter anak tersebut dan lebih mudah mencari jalan keluarnya. Apabila anak tersebut memilik kendala dan kesulitan dalam belajar ataupun permasalahan kenakalan anak disekolah kita sebagai tenaga pendidik sudah bisa mengahadapi dan mengatasinya. Oleh karena itu, penerapan home visit pada sekolah-sekolah baik sekolah negeri maupun swasta sangat penting untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
SURTINI, S.Pd.
Guru Kelas
SD Negeri 4 Punggelan Kec. Punggelan Kab. Banjarnegara