Hore! Istana Tegaskan Ikut Putusan MK

Hasan Nasbi. Foto:sok/jatengpos

JATENGPOS. CO. ID, JAKARTA- Merespon gelombang unjuk rasa mahasiswa yang menolak revisi UU Pilkada, istana akhirnya menegaskan akan mengikuti hasil putusan MK.

Hal itu ditegaskan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi. Dia mengatakan, pemerintah akan mengikuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat pencalonan kepala daerah di pilkada dengan minimal uia 30 tahun setelah ditetapkan sebagai calon.

Hal itu disampaikannya saat ditanya sikap terkini pemerintah menyikapi polemik aturan pencalonan kepala daerah yang telah diputuskan oleh MK tetapi dibatalkan oleh DPR RI.

“Aturan yang berlaku terakhir MK kan? Iya, aturan yang berlaku itu (putusan MK). Posisinya kita sama soalnya,” ujar Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/8/2024).

iklan
Baca juga:  Jasa Raharja Berikan Santunan Korban Sriwijaya Air Asal Sragen

Hasan menjelaskan, pada Kamis pagi DPR telah menyatakan menunda paripurna pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada. DPR juga menegaskan bahwa jika sampai 27 Agustus 2024 tidak ada pengesahan aturan tersebut maka akan tetap mengikuti aturan terakhir.

“Jika sampai tanggal 27 Agustus ini tidak ada pengesahan Undang-Undang Pilkada Artinya DPR Akan mengikuti aturan yang terakhir. Begitu pernyataan dari DPR tadi. Wakil Ketua DPR tadi menyatakan itu, akan mengikuti aturan terakhir yaitu putusan MK,” ungkapnya.

“Nah, pemerintah juga berada pada posisi yang sama seperti sebelumnya, yaitu mengikuti aturan yang berlaku. Jadi selama tidak ada aturan yang baru maka pemerintah akan ikut menjalankan aturan-aturan yang saat ini masih berlaku. Jadi begitu posisi pemerintah,” tambah Hasan.

Baca juga:  Unjuk Rasa di Solo Berjalan Damai, Polisi - Mahasiswa Bersatu Jaga Ketertiban

Sebelumya, Hasan Nasbi mengatakan, pemerintah akan menjalankan undang-undang dari pembuat undang-undang soal syarat batas usia calon kepala daerah di pilkada. Pembuat undang-undang yang dimaksud yakni DPR RI.

“Pemerintah kan tugasnya menjalankan undang-undang,” ujar Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

“Pembuat undang-undang kan cuma satu (DPR),” tegasnya.

Jawaban tersebut disampaikan Hasan Nasbi saat ditanya perihal apakah pemerintah akan mengikuti aturan yang dibuat DPR atau Mahkamah Konstitusi (MK) soal syarat batas usia calon kepala daerah di pilkada.

Hasan menjelaskan, inisiatif pembentukan undang-undang berasal dari DPR dan pemerintah.

Hanya saja, jika undang-undang sudah keluar nantinya pemerintah bertugas menjalankannya.

“Tapi terkait pemilu, lebih banyak nanti yang menjalankannya KPU kan, tidak secara langsung pemerintah,” katanya.(*/jan)

Baca juga:  Gerindra Akui Orang di Sekitar Istana Ajak Gabung Pemerintahan
iklan