JATENGPOS. CO. ID, KARANGANYAR-Konstelasi Pilkada Karanganyar tahun 2024 menunjukkan nama Ilyas Akbar Almadani kian mantap dan terang-terangan di bidik Golkar untuk Maju sebagai Bupati Karanganyar.
Diam-diam Ketua Partai Golkar Karanganyar itu sudah memiliki konsep kreatif khas anak muda untuk membawa Kabupaten Karanganyar lebih baik lagi. Ilyas, sapaan akrab yang juga kemarin terpilih sebagai Anggota DPRD Karanganyar dari dapil V (Jaten, Tasikmadu, Kebakramat) itu memiliki jargon Mbangun Ndeso Nata Kutha.
Ia merancang sejumlah pembangunan di desa jika mendapatkan mandat dari Golkar dan Masyarakat menjadi Bupati Karanganyar.
“Begini ya mas, Konsep Mbangun Desa, Nata Kutha, itu berawal dari Desa. Jika desa bagus, supporting kota lebih bagus lagi. Kita utamakan pembangunan infrastruktur desa itu misalnya, dari infrastuktur talut, semua talut kita benahi dulu. Biar jalan tidak rusak, kita akan betonisasi, baru aspal. Selama ini hanya bangun jalan, tanpa talut dan beton itu mudah rusak,” jelas Ilyas pada wartawan, kemarin.
Disamping infrastruktur, Ilyas bakal memprioritaskan pelayanan terbaik yang memudahkan masyarakat Desa. Ia berkomitmen mendekatkan layanan pemerintah Kabupaten dengan masyarakat Desa sedekat-dekatnya.
“Layanan kecil-kecil seperti mengurus KTP dan surat menyurat itu kita dekatkan sedekat-dekatnya. Desa kita beri wewenang penuh. Biar masyarakat bisa kerja. Masyarakat nyaman dan fokus nyari rejeki. Saya juga tak akan terus berkantor di kota. Dalam bingkai pelayanan kita akan ke kecamatan dan desa-desa. Untuk kroscek.” terang Ilyas.
Untuk tata kota Karanganyar, ia menilai sudah cukup bagus. Tinggal memoles wilayah barat, yakni Colomadu, nanti akan dicari titik yang tepat untuk icon kota.
Kesehatan, juga akan dicanangkan semurah-murahnya, agar terjangkau dan tepat sesuai kebutuhan masyarakat. Di bidang Pendidikan tingkat SD-SMP itu gratis. Tingkat SMA akan disubsidi murah dan terjangkau.
Jenjang pendidikan tinggi, Ilyas memiliki konsep yang brilian, yakni program Satu Desa Satu Sarjana bagi keluarga miskin setiap tahun. Ia menilai program ini akan berdampak signifikan terhadap pengentasan kemiskinan terstruktur. “Pengentasan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Satu keluarga satu sarjana. Ini juga akan meningkatkan statistik jumlah sarjana kita. Ini kita persiapkan untuk menyambut bonus demografi 2030-2045.” ujar Ilyas.
UMKM Karanganyar penerima bantuan modal akan dievaluasi, diseleksi yang sudah setengah maju didata. Yang sudah setengah maju itu didorong agar go publik. “Misalnya yang usaha bakul cilok, dan umkm selama itu berkomitmen untuk usaha yang serius, ya di kasih modal dan komitmen jadi Mitra Pemkab. Dan di pantau progressnya, tidak hanya kasih modal, terus ndak ada progress.” bebernya.
Di bidang Pertanian, ia akan mendorong Pemkab agar persoalan pupuk ini beres. Karena itu merupakan komitmen Presiden terpilih. Jangan sampai ada lahan pertanian di Bumi Intanpari tak produktif. Padahal masyarakat Karanganyar butuh pangan.
“Industri kita harus kita optimalkan agar menyerap tenaga kerja dengan mengutamakan warga Karanganyar. Gaji harus sesuai. Pengelolaan peduli lingkungan juga penting, konsep Green Policy agar polusi persoalan sampah juga dapat diatasi dan diantisipasi.” urainya.
Ilyas juga memprioritaskan pengelolaan sampah Karanganyar. Realistis ia menilai persoalan sampah ini harus kerjasama dengan Solo. Karena Solo memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang menjadi program pusat. Soloraya harusnya memanfaatkan itu.
“Kalau TPA Sukosari belum mampu. Kita harus realistis. Itu kan program pemerintah pusat di Pltsa. Kalau kita bisa olah ya dibuat yang menghasilkan, seperti pengolahan paving block, hasilnya bisa dipakai. Itu bisa dikelola oleh perusahaan pemkab yaitu PUD Aneka Usaha atau BUMDes. Di Jogja saja bisa kok.” katanya.
Ilyas juga komitmen mengangkat filosofi dan budaya Jawa, kembali dibumikan di Karanganyar. Dengan spirit perjuangan Tri Dharma Pangeran Sambernyawa untuk merangkul semua pihak. Yakni mulat sarira hangrasawani, rumangsa melu handarbeni, dan melu hangrungkebi.
“Pemkab kan kemarin mencanangkan jargon life center of nusantara, nah itu mesti kita lihat kerangkanya sejauh mana menjadi tidak hanya jargon tapi realisasi,” tandasnya. (yas/jan)