Imam Suroso Apresiasi Sukses Mantan TKI Berkat Pelatihan “Sonagi”

SOSIALISASI: H Imam Suroso berharap mantan TKI bisa mandiri dan membuka lapangan pekerjaan di tempat asalnya masing-masing. FOTO:HUMAS DPR RI/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, PATI –  Sukses diraih mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Pati ini patut jadi percontohan. Lihatlah mantan TKI Korea Selatan, Purna Hadi  ini meraih sukses luar biasa. Dia menjadi pemasok daging ayam ke gerai makanan kelas dunia  KFC dan Mac Donald juga perusahaan makanan lainnya.

Demikian disampaikan Anggota Komisi IX DPR RI H Imam Suroso, SH, S.Sos, MM saat melakukan peninjauan ke lokasi kandang ayam di Sukolilo,  pekan lalu. Dalam kesempatan itu  Imam Suroso ikut menyaksikan ayam-ayam milik usaha Hadi yang akan dikirim ke sejumlah perusahaan tersebut. Hadi menjadi pemasok sebanyak 1,3 juta ekor ayam.

Hal yang patut diapresiasi, Hadi saat ini telah memiiki 47 kandang ayam besar. Kini ia mempekerjakan teman-temannya mantan TKI sebanyak 450 orang. Atas sukses tersebut, menurut legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini tak lepas dari peran sertanya pelatihan kerja “Sonagi” di Kecamatan Sulolilo, Pati, yang telah berhasil membina kewirausahaan Hadi.

“Keberhasilan  Pak Hadi patut dicontoh masyarakat lain, kita akan melakukan sosialisasi ke mana-mana yang berkaitan dengan  keberhasilan ternak ayam. Sukses ini akan  saya bawa dalam Raker dengan Menaker dan BNP2TKI. Keberhasilan Pak Hadi ini bisa dikembangkan di daerah lain, khususnya daerah pengirim TKI,” ujar pria asli Pati ini.

Di Balai Latihan Kerja (BLK) Sonagi, lanjut Imam Suroso diadakan pelatihan 3-6 bulan mendalami Bahasa Korea,  sehingga calon TKI yang dikirim sudah siap kerja. Selanjutnya jika setelah memiliki keahlian mereka diberangkatkan dengan harapan sukses di negara tujuan, lalu pulang kembali ke kampung halaman membawa uang banyak untuk digunakan moda.

Di  kabupaten ini, lanjut legislator dari Dapil III Jawa Tengah (Pati,  Grobogan, Rembang dan Blora, red) ini,  ada pembatasan hanya dua periode atau dua kali masing-masing selama 3 tahun (selama 6 tahun, red), setelah itu pulang menjadi purna dan berbakti sosial menularkan ilmu bisnisnya.

Saat berbicang dengan Hadi, Imam Suroso menyanggupi permintaan Hadi untuk mengusulkan ke pemerintah RI agar di KBRI Korsel juga membuka pelatihan pada hari libur Sabtu Minggu.

Saat ditanya, Hadi menjelaskan bahwa pihaknya akan mengembangkan lagi dari 47 menjadi 67 kandang. Kalau satu kandang nilanya Rp1,5 milyar, maka 47 kandang nilainya sekitar Rp60 milyar. Di BLK Sonagi, kata Hadi, pertama kali calon TKI yang akan berangkat dilatih, setelah sampai di luar negeri selama dua periode pulang, kemudian dilatih usaha lagi oleh Sonagi pelatihan dibantu BNP2TKI.

“Alhamdulillah adanya pelatihan, usaha kini menjadi besar. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk seluruh bangsa Indonesia,” kata Hadi.

Terkait pembatasan TKI ke Korsel hanya 2 periode atau selama 6 tahun, menurut Imam Suroso, agar terjadi sirkulasi bagi calon TKI yang baru dan lulus dididik bisa mengisi lowongan pekerjaaan di Korea. Ada kaderisasi untuk menjadi orang-orang sukses dengan bermula menjadi TKI.

“Sementara ini pelatihan Sonagi baru 1 di Sulolilo sebagai pilot proyek di Indonesia. Harapannya bisa dikembangkan di daerah lain untuk membantu mengatasi meningkatnya angkatan kerja,” tandasnya.

Kunjungan ini dalam rangkaian kegiatan reses Imam Suroso yang sebelumnya menggelar Sosialisasi Penempatan dan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Kecamatan Gembong, Pati. (muz/biz)