Inflasi Jelang Idul Fitri Meningkat

ILUSTRASI BANK INDONESIA
ILUSTRASI BANK INDONESIA

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pada April 2022, Provinsi Jawa Tengah mencatatkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 1,07% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,75% (mtm). Realisasi inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,95% (mtm).

Kepala PERWAKILAN Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra mengatakan, secara tahunan, IHK Jawa Tengah pada April 2022 mencapai 3,48% (yoy), lebih tinggi dari inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,47% (yoy). Inflasi yang tinggi ini disebabkan oleh semua komponen inflasi; volatile food, administered price, dan core inflation.

Komponen volatile food (VF) pada April 2022 tercatat meningkat didorong oleh harga minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.

Baca juga:  Direktur XL Axiata dan XL HOME Raih Penghargaan Bergengsi

“Kenaikan harga minyak goreng terjadi seiring dengan kebijakan pemerintah untuk melepas harga keekonomian minyak goreng kemasan sesuai dengan mekanisme pasar melalui Permendag No.11/2022,” katanya.


Sementara itu, peningkatan harga daging dan telur ayam ras dipengaruhi oleh kenaikan permintaan masyarakat menjelang Idul Fitri serta kenaikan biaya produksi pakan ternak dan harga anakan ayam atau day old chicken (DOC).

Sejalan dengan hal tersebut, komponen administered prices (AP) juga mengalami kenaikan. Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga BBM Pertamax (RON-92) dari Rp9.000/liter menjadi Rp12.500/liter sejak 1 April 2022 sebagai respon pemerintah atas kenaikan harga minyak dunia.

“Selanjutnya, komponen core inflation (CI) juga mengalami peningkatan didorong oleh kenaikan harga mobil seiring dengan penurunan skema diskon PPnBM Low Cost Green Car (LCGC) dari sebesar 100% di periode Januari-Maret 2022, menjadi hanya 2% di periode April-Juni 2022. Selain itu, pemerintah juga menaikkan PPN dari 10% menjadi 11% per 1 April 2022,” ujarnya.

Baca juga:  Pertamina Berkolaborasi Antar-BUMN

Sementara itu, tekanan inflasi tertahan oleh harga-harga pada Kelompok Kesehatan serta Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan yang cenderung stabil. Inflasi Kelompok Kesehatan cenderung stabil yang disebabkan oleh tarif laboratorium, tarif check up, dan tarif rumah sakit yang tidak berubah sejalan dengan pandemi COVID-19 yang semakin terkendali.

Sementara Kelompok Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami deflasi seiring dengan penurunan harga beberapa komoditas elektronik seperti televisi berwarna dan laptop/notebook.

Untuk menjaga inflasi tetap rendah dan terkendali, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Tengah akan terus melakukan 4 (empat) kunci kebijakan strategi pengendalian inflasi daerah. Berbagai kebijakan tersebut dilakukan dengan memastikan ketersediaan pasokan, menjaga keterjangkauan harga, mendorong kelancaran distribusi, serta memperkuat komunikasi yang efektif untuk menjaga ekspektasi inflasi masyarakat.(aln)

Baca juga:  Minat Beli Asuransi Tinggi, Tapi Masih Minim Keputusan