SRAGEN – Berbagai kemudahan diciptakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen demi membuka kran investasi. Hasilnya, sejumlah perusahaan besar langsung membuka usahanya dengan nilai investasi total hingga Rp 3,2 Triliun.
Tidak hanya itu. Dari investasi yang masuk juga menyerap sedikitnya 23.800 tenaga kerja. Bahkan bila pabrik Sepatu Taekwang sudah beroperasional bisa menambah lagi 20 ribu tenaga kerja.
Data dari Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, tercatat sudah tujuh nvestor besar yang membuka usaha di Sragen. Mulai bidang rokok, garmen, ban, hingga sepatu. Ketujuh investor tersebut di antaranya:
1. PT Djarum Kudus
Dibangun di Tlogotirto, Kecamatan Sumberlawang dengan nilai investasi sekitar Rp 20 miliar. Pabrik ini memproduksi sigaret kretek tangan (SKT). Pabrik sudah beroperasi dengan serapan hingga 800 tenaga kerja lokal.
2. TKG Taekwang
Merupakan pabrik produksi sepatu Nike yang akan dibangun di Bonagung, Kecamatan Tanon. Saat ini sudah proses pembebasan lahan dengan progres 25 hektare dari 35 hektare lahan yang dibutuhkan. Proyeksi investasi pabrik ini mencapai Rp 2 triliun dengan serapan tenaga kerja hingga 20 ribu orang.
3. PT Mitra Rubber Industries
Merupakan pabrik ban yang dibangun di Kecamatan Sambungmacan. Progres saat ini mulai konstruksi pabrik. Nilai investasi mencapai Rp 200 miliar dengan serapan 1.000 tenaga kerja.
4. PT Eksonindo
Merupakan pabrik garmen dari merek Eiger yang dibangun di Guworejo, Kecamatan Karangmalang. Saat ini dalam proses pembebasan 7 hektare lahan. Nilai investasi mencapai Rp 200 miliar dengan serapan 3.000 tenaga kerja.
5. PT Donglong Textile indonesia
Pabrik garmen yang dibangun di Desa Plumbon, Kecamatan Sambungmacan. Progresnya sudah selesai pembebasan lahan 10 hektare. Nilai investasi sekitar Rp 300 miliar dengan serapan 6.000 tenaga kerja.
6. PT Green Best
Dibangun di Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan. Saat ini progres pembebasan lahan 15 hektare lahan dari kebutuhan 25 hektare. Nilai investasi sekitar Rp 500 miliar dengan serapan 10 ribu tenaga kerja.
7. PT Glory Industrial Sragen mampu menyerap 3.000 tenaga kerja. Dari 3.000 tenaga kerja itu terbagi dalam dua gedung produksi garmen, masing-masing gedung menampung 1.500 orang tenaga kerja.
Kepala DPMPTSP Sragen, Dwi Agus Prasetyo mengatakan, kemudahan perizinan menjadi faktor utama yang membuat para investor mau berinvestasi di Sragen. Hal ini merupakan komitmen dari Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati untuk membuat iklim yang ramah investasi di Sragen.
“Pertama faktornya karena kemudahan perizinan yang difasilitasi oleh Pemkab Sragen. Itu menjadi pedoman investor masuk, dengan zona tanah yang tepat sesuai RTRW, perizinan step by step yang jelas membuat investor nyaman,” ujar Dwi, Senin (12/8).
Dwi mengatakan, Sragen juga menjadi referensi bagi sesama pengusaha. Hal ini juga turut menguatkan keputusan para investor untuk membangun pabrik di Sragen.
“Contohnya PT Donglong, ada referensi dari rekannya yang sudah jalan di Sragen. Dari proses pembebasan tanah, perizinan cepat akhirnya tahu Sragen seperti itu,” terang Dwi.
Selain itu, lanjutnya, Sragen dinilai memiliki kemudahan akses yang dekat dengan tol. Sehingga pengusaha bisa dengan mudah mengakses pelabuhan di Semarang maupun Surabaya.
“Faktor ketiga nilai harga tanah dan UMK, mereka pasti mempertimbangkan itu. Juga kondusivitas pekerja di Sragen,” kata Dwi.
Dwi menjamin pengurusan perizinan di Sragen bisa tuntas dalam waktu sebulan usai pembebasan lahan tuntas. Setelah itu pengusaha bisa mulai membangun pabriknya sambil menunggu perizinan tingkat selanjutnya sesuai dengan luasnya.
“Sebulan itu cepat. Karena OSS di Kementerian Investasi untuk antre dan sebagainya itu prosesnya lama. Izin usaha industri di Kemendag juga lama sehingga kita fasilitasi sebulan selesai,” ungkap Dwi.
Dwi mengatakan, kemudahan perizinan ini merupakan komitmen dari Bupati Yuni yang membuka peluang sebesar-besarnya investor agar bisa mendongkrak perekonomian di Sragen. Meski begitu, syarat pertama adalah kesesuaian zonasi lokasi industri tersebut.
“Bupati minta perizinan secepat mungkin dan semudah mungkin. Kebijakan beliau adalah permudah investasi sesuai dengan tata ruang, dengan sesuai aturan,” kata Dwi.
Dengan investasi senilai triliunan ini, lanjutnya, akan memicu multiplier effect yang mampu merangsang pertumbuhan perekonomian di Sragen. Diharapkan juga akan menambah kesejahteraan bagi warga Sragen.
“Dampaknya bagi kita banyaknya serapan tenaga kerja untuk menambah kesejahteraan. Ada dampak lain seperti CSR, peningkatan jalan sekitar pabrik,” pungkasnya.
Terpisah Bupati Yuni berharap investasi bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh warga sehingga perekonomian bisa meningkat.
“Semoga membawa keberkahan buat kita semua, perekonomian di Sragen semakin meningkat, kita siap bersinergi bersama untuk membangun Kabupaten Sragen. Bagi warga Sragen yang belum bekerja, yen ora obah ora mamah, luwih becik nyambut gawe timbang nang ngomah,” ujar Yuni. (ars/jan)