
JATENGPOS.CO.ID, MADINAH – Calon jamaah haji sedunia tahun 2023/1444H akan menjalankan rukun dan wajib haji selama di tanah suci.
Apa saja yang dilakukan? Bejan Syahidan, wartawan Jateng Pos dari Madinah melaporkan, selama 40 hari (akhir Mei, Juni, awal Juli), khususnya calon haji Indonesia berangkat dua gelombang dari tanah air. Gelombang pertama menuju Madinah terlebih dulu. Gelombang dua langsung menuju Makkah.
Untuk gelombang satu, selama 9 hari di Madinah, mereka akan menjalankan ibadah arbain. Yaitu mengikuti sholat lima waktu berjamaah selama 8 hari berturut-turut tanpa putus di masjid Nabawi. Atau disebut sholat 40 waktu, yakni 5 waktu sholat wajib dikali 8 hari sama dengan 40. Tetapi ini sunnah, bukan wajib haji. Meski begitu para jamaah umumnya mengikuti syareat ini. Sehingga selama 9 hari praktis semua jamaah di Madinah hanya menjalankan ibadah arbain. Tetapi bagi yang uzur karena sakit atau usia bisa arbain di kamar hotel. Tidak harus ke masjid sesuai mazab masing-masing.
Setelah arbain, pada hari ke-9 nya jamaah pindah ke Makkah. Mereka dari hotel sudah mengenakn pakaian ikhrom untuk laki-laki untuk memulai ibadah umroh wajib. Dari hotel naik bus ke Bir Ali berjarak 1 jam untuk mengambil miqot (start) umroh. Bir Ali sebuah tempat di Madinah yang ada masjidnya yang disebut sebagai batas membaca niat umroh. Jamaah sholat ikhrom dua rokaat di masjid tersebut. Lalu naik bus lagi untuk bersama-sama membaca niat umroh. Lalu bus berjalan menuju Makkah sambil membaca talbiah. Selama hampir 7 jam perjalanan Madinah-Makkah jamaah terus membaca talbiah. Yang artinya memenuhi panggilan Alloh untuk berhaji di tanah suci. Rosululloh menyebutkan, selama perjalanan itu pohon-pohon, batu, rerumputan di kanan kiri jalan akan ikut mendoakan dan membaca talbiah yang digaungkan jamaah.
Selama perjalanan mengenakan pakaian ikhrom, jamaah tidak boleh melanggar sejumlah larangan. Diantaranya jidal (berbantahan), rofast (bermesraan), dan khusuf (mencemooh). Juga dilarang membunuh binatang, orang, pepohonan, mencabut rambut, memotong kuku, berhubungan badan, menikah/menikahkan, memakai wewangian dll. Jika dilanggar wajib membayar dam (denda).
Setelah sampai Makkah, jamaah masuk hotel menaruh barang bawaan. Lalu mengambil wudhu dan istirahat sebentar. Setelah itu dengan masih pakaian ikhrom masuk masjidil Haram untuk melakukan umroh wajib. Sebelum masuk masjid memandang kabah terlebih dulu. Lalu towaf memutari kabat 7 kali putaran bersama rombongan. Di setiap tanda lampu hijau mengangkat tangan ke arah Hajar Aswad sambil membaca Bismillahi Allohu Akbar.
Setelah itu sholat sunnah dua rokaat di belakang maqom Ibrahim tak jauh dari kabah. Selanjutnya melakukan sa’i (lari-lari kecil) bolak balik 7 kali dari bukit Sofa ke Bukit Marwa. Lalu tahalul kecil (potong rambut 3 helai). Umroh wajib selesai. Jamaah boleh lepas pakaian ikrom. Hari-hari selama 31 hari, tanpa pakaian ikhrom jamaah hanya ibadah rutin seholat wajib lima waktu di masjidil Haram. Atau sholat di pondokan (hotel) bagi yang uzur.
Setelah masuk tanggal 8 Zulhijah (sekitar 28 Juni), jamaah bergerak ke padang Arofah untuk melaksanakan puncak haji yang disingkat ARMUZNA (Arofah, Muzdalifah, Mina). Di Arofah semua calon jamaah haji sedunia sejak sore berkumpul untuk melakukan wukuf (duduk diam) merenungi dosa-dosa, mohon ampun, dan berdoa hingga tengah malam. Pada dinihari lalu bergerak lagi ke Muzdalifah untuk mabit (bermalam) mengambil batu kerikil sebanyak 70 biji. Paginya tanggal 9 Zulhijah bergerak ke Mina untuk menempati maktab (penginapan tenda) yang disediakan. Setelah subuh berjalan ke Jamarot/dinding di Mina untuk melempar jumroh aqobah (zumroh qubro saja 7 kali). Lalu kembali ke maktab untuk bermalam. Besuknya tanggal 10 kembali ke jamarot untuk melempar jumroh ula, wusto, qubro.
Masing-masing dilempar 7 kali (21 kali). Besuknya lagi tanghal 11 Zulhijah kembali lagi lempar zumroh ula, wusto, qubro masing-masing sebanyak 7 kali (21 kali). Besoknya lagi tanggal 12 Zukhijah lempar zumroh ula, wusto, qubro masing 7 kali (21 kali). Sehingga 21 kali lemparan kali 3, ditambah 7 lemparan, jadi genap 70 lemparan. Itu yang mengambil navar awal lempar zumrohnya selesai. Pakaian ikhrom dilepas. Lalu bergerak ke masjidil Haram untuk menutup rukun haji dengan Towaf ifadoh (towaf, sholat belakang maqom ibrahim, sa’i, tahalul besar/cukur gundul). Hajinya selesi. Dan sudah bisa disebut menunanikan ibadah haji. Tapi bagi yang mengambil navar sani (besar), mereka akan stop sehari tidak zumroh. Lempar zumrohnya diakhirkan tanggal 13 Zulhijah mengambil waktu yang sepi. Setelah itu ke masjidil haram untuk towaf Ifadoh sa’i fan tahalul. Selesai.
Besoknya mereka siap-siap pulang ke tanah air. Tapi sebelum pulang ke masjidil Haram lagi untuk towaf wadak (towaf perpisahan) tanpa sa’i. Habis itu ke bandara di Makkah untuk kembali ke tanah air.
Tetapi untuk haji gelombang 2, dari tanah air mereka menuju ke Makkah langsung menjelang 8 Zulhijah. Pas 8 zulhijah bersama seluruh jamaah haji dunia melakukan puncak haji ARMUZNA. Setelah selesai, yang gelombang 1 pulang, mereka bertahan di Makkah untuk ibadah sholat di masjidl haram selama 31 hari. Setelah itu, mereka baru bertolak ke Madinah untuk arbain 9 hari. Setelah itu pulang ke tanah air dari Madinah. (Laporan: Bejan Syahidan, dari Madinah )