
JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG -Pada tahun 2015 Kemendikbud RI mengeluarkan Permen No 23 tahun 2015 penumbuhan budi pekerti yang di dalamnya mencakup Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang mewajibkan siswa membaca buku 10-15 menit sebelum pembelajaran. Saat ini, progam ini pun juga terus dilakukan siswa-siswi di SD Negeri Miroto, Kecamatan Semarang Tengah.
Koordinator Sekolah Literasi SD Miroto, Nur Chasanah SPd kepada Jateng Pos membenarkan bahwa hingga kini GLS terus dilakukan para siswanya karena ini sangat positif dan bertujuan menumbuhkan budaya membaca dan menulis kepada warga di sekolah. Ini tidak hanya siswa, tetapi juga berlaku untuk kepala sekolah dan guru. “Kita juga memberikan fasilitas selain perpustakaan sekolah yang ramah terhadap anak, pihak sekolah juga sedang bekerjasama dengan paguyuban orangtua siswa dan pemerintah setempat membentuk semacam ”Warung Baca” yang asyik dan menyenangkan. Doakan, semoga ini bisa berjalan sukses dan lancar,” cetusnya.

Ditambahkan, program-program pemerintah yang bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa memang perlu didukung. Sekarang ini membudayakan membaca dan menulis juga sebagai cara mengajak kembali semangat kepada anak. “Karena di jaman teknologi sekarang ini telah mengubah banyak sikap siswa kurang membaca dan mereka lebih memilih bermain gadget dan lain-lain,” tegasnya.
Senada juga dikatakan Koordinator Kelas Inspirasi SD Miroto, Abdul Majid SPd bahwa selain semangat menuju sekolah literasi pihak sekolah juga ingin membangun mimpi siswa melalui “Kelas Inspirasi”. Tentunya yang dimaksud sekolah inspirasi pihak sekolah sebulan sekali mengundang orang-orang sukses dari luar untuk memberikan inspirasi. “Tujuannya siswa agar bisa mengenal mereka dan seakan-akan bisa bermimpi sukses menjadi tamu yang kita undang tersebut,” ucapnya.
Kemarin, sekolah juga baru saja mengundang sosok inspirasi yakni dalam kegiatan “Pengacara Mengajar”. Hadir tenaga profesional advokat Dio Hermansyah Bakri yang juga pengacara muda berpengalaman di bidangnya memberikan ilmu kepada para siswa. “Kurang lebih satu jam, Dio memberikan pembelajaran di kelas VIA, menceritakan bagaimana tugas pengacara dan pengalamannya. Kami adalah profesi penegak hukum seperti polisi, jaksa, hakim dan KPK. Ingin seperti saya adik-adik?” tanya Dio. Menurutnya, harus semangat bila ingin sukses dan tekun bekerja.
Selain sekolah literasi dan kelas inspirasi, terakhir pihak sekolah juga ingin program menuju sekolah penguatan pendidikan karakter (PPK) dan sekolah ramah anak sukses. Koordinator Sekolah PPK, Moch Sugiono SPd mengatakan, menjalankan PPK sesuai dalam permendikbud no 20 tahun 2018 harus berorientasi pada berkembangnya potensi peserta didik secara menyeluruh dan terpadu. “Kegiatan dari selasa hingga akhir pekan, ada apel pagi, membaca asmaul husna, literasi baca buku, sholat berjamaah, senam terus dilakukan rutin,” jelasnya.
Ditambahkan, keteladanan dalam penerapan pendidikan karakter pada masing-masing lingkungan sekolah memang tugas semua dan ini haruis harus dilakukan agar siswa terbentuk karakternya. ”Saat ini kita juga sudah melaksanakan PPK dan semua kegiatan siswa dalam seminggu lancar seperti sekolah-sekolah lainnya,” pungkasnya. (gus)