BOYOLALI – Meskipun sempat terpuruk selama masa pandemi, namun para pelaku usaha tembaga desa Tumang, Cepogo, Boyolali, tetap semangat dan eksis menjaga keberlangsungan kerajinan tembaga Tumang.
Terlebih diketahui kerajinan logam atau tembaga dari Tumang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Hingga kelestarian dan eksistensinya harus tetap terjaga.
Salah satunya dengan menyiapkan regenerasi pelaku usaha tembaga, dengan inovasi menitipkan kerajinan tembaga dalam kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, mulai SD dan SMP.
“Sudah empat tahun terakhir ini kita sisipkan materi kerajinan tembaga untuk ekstrakurikuler di SD dan SMP. Untuk secara resminya kita masih menunggu dari dinas pendidikan. Tapi secara mandiri kita sudah jalan melakukan regenerasi pada anak anak desa Tumang,” kata Muhammad Mansyur, Ketua koperasi tembaga Tumang dan ketua paguyuban perajin tembaga, ditemui disela launching Art Galery Research Center didesa Tumang, Kamis (2/12/2021).
Ditambahkan Mansyur, diakui kebutuhan atau permintaan pasar lebih besar. Jadi perlu ada inovasi untuk tetap menjaga keberlangsungan tembaga tumang.
“Kita perajin, jadi apa yang dibutuhkan pasar kita bisa buat. Jadi harus tetap up-to-date mengikuti perkembangan tren juga. Saat ini baru trending alat pesta dan peralatan makanan. Sementara untuk pasar ekspor masih kubah masjid dan bath up mandi,” Kata Mansyur.
Untuk menjaga keberlangsungan perajin, pihaknya selain menyiapkan regenerasi dengan mengenalkan anak anak Tumang dengan kerajinan tembaga, juga terbuka dengan kerja sama dengan pihak luar, salah satunya yang dilakukan dengan Uniba Surakarta, dengan aplikasi www.unibajavacraft.com dan gedung Art Galery Research Center.
“Beruntung kita bisa kerja sama dengan Uniba. Dengan aplikasi ini bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satu manfaatnya bisa menghilangkan broker atau potong kompas penjualan, jadi harga pembeli lebih murah dan penjual bisa jual harga tinggi.” Ungkap Mansyur.
Berbagai upaya juga dilakukan Koperasi KITE tembaga Tumang untuk terus melambungkan kerajinan tembaga Tumang, seperti pameran di luar negeri, tercatat sudah menyambangi 26 negara. Kali ini ditambah munculnya aplikasi www.unibajavacraft.com, diharapkan pasar lebih luas.
Kades Tumang Mawardi menambahkan, ia memastikan bahwa tidak ada pengangguran di Tumang. Seluruh warga guyup mendukung Tumang sebagai desa kerajinan tembaga yang sudah eksis sejak jaman dulu.
“Hampir separuh warga desa Tumang adalah pelaku usaha tembaga. Mulai dari perajin atau pembuat, penyedia bahan, penyedia bahan pendamping, pemasaran, dan lainnya,” kata Kepala desa Tumang, Mawardi.
“Awal pandemi memang sempat terpukul, pesanan banyak bahan baku mahal karena impor. Perajin juga tidak bisa ekspor. Terlebih saat oksigen difokuskan untuk kesehatan, padahal itu bahan baku perajin. Tidak ada yang sampai gulung tikar, hanya menghabiskan simpanan.” Imbuh Kades.
Diketahui pada Kamis (2/12/2021), Rektor Uniba resmi melaunching aplikasi www.unibajavacraft.com, gedung workshop Tumang dan gedung Art Galery Research Center.
Rektor Uniba dr Amir Junaidi menyampaikan kerjasama Uniba dengan desa Tumang ini dalam rangka pengabdian dan kerjasama lembaga sebagai wujud dari Kampus Merdeka dan juga Tri Darma Perguruan Tinggi.(Dea/bis)