JATENGPOS.CO.ID. SALATIGA– Sebagai lembaga yang bertugas dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) melalui Deputi Infrastruktur memiliki salah satu program unggulan yaitu Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia ( PMK3I).
Tujuan dari program ini yaitu mengenali potensi ekonomi kreatif di wilayahnya sebagai penggerak roda perekonomian di kota/kabupaten tersebut. Untuk itu Bekraf mengadakan workshop yang dihadiri oleh ratusan pelaku usaha dari Salatiga, Kabupaten Semarang dan sekitarnya, Rabu (14/3) kemarin di Hotel Wahid Salatiga.
Anggota Komisi X DPR RI Jamal Mirdad menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia. Selain itu di Jawa Tengah juga memiliki potensi yang besar guna pengembangan ekonomi kreatif. Bila digali secara masimal maka hasilnya juga akan optimal.
“Kami sangat berkomitmen untuk pengembangan ekonomi kreatif dan ikut membantu wilayah kota/kabupaten untuk mengenali potensi ekonomi kreatif masing-masing daerah. Seperti halnya di Salatiga ini banyak potensi ekonomi kreatif yang perlu dikembangkan dan tentunya harus ada dukungan dari pemerintah setempat,” ujar legislator Partai Gerindra ini.
Artis top di era 80-an ini menambahkan, secara nasional ekonomi kreatif merupakan salah satu jalan untuk mensejahterakan masyarakat apabila didorong penuh oleh pemerintah dan presiden juga sudah menyerukan peningkatan ekonomi kreatif, termasuk di Kota Salatiga yang banyak muncul pelaku ekonomi kreatif.
“Pemerintah lokal harus menjembatani untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif,” imbuhnya.
Sementara, Kasubdit Pengembangan Kota Kreatif Bekraf, Slamet Aji Pamungkas mengatakan, penilaian potensi ekonomi kreatif di suatu daerah ini melibatkan empat actor, yaitu akademisi, bisnis,komunitas dan pemerintah daerah. Dan lima proses ekonomi kreatif yaitu kreasi, produksi, distribusi, konsumsi dan konservasi.
Workshop ini juga dipandu oleh moderator Romalis Subandi selaku ketua tim PMK3I, dan juga menghadirkan perancang mode Ina Priyono, fotografer Titis Brotosudarmo dan desainer produk Arfian Fuadi dan Kepala Dinas Pariwisata Salatiga Sri Danudjo. (deb/biz/muz)