JATENGPOS.CO.ID, LONDON – Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas Hiramsyah S Thaib berharap semua syarat untuk menjadi UNESCO Global Geopark Danau Toba dikebut. Jangan sampai kelambatan dan keteledoran di satu fase, membuat semua gerbong di belakang Danau Toba mandek semua. “Karena itu 8 poin yang dirilis UNESCO itu harus dikerjakan tepat waktu dan dilaporkan progresnya dengan baik,” kata Hiramsyah S Thaib, yang mengikuti pertemuan dengan UNESCO di Paris itu.
General Manager (GM) Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba (BPGKT) Hidayati yang juga Kadispar Sumatera Utara memang mengakui, banyak hal yang belum tuntas. Sementara UNESCO selalu meng-up date informasi apa saja tentang Kaldera Danau Toba, melalui satu chanel, BP Geopark Kaldera Toba.
“Pak Menteri Arief Yahya selalu pegang prinsip: berawal dari akhir. Sidang pengumuman UGG itu ada di bulan September 2019, maka keputusan sebenarnya sudah ada sebelumnya. Maka kita 3 bulan ke depan harus tuntas, kita breakdown per Minggu, progresnya dilaporkan, agar kalau ada hal-hal yang urgen bisa diselesaikan dengan cepat,” kata Hiramsyah.
Menurut Hiram, semua pihak sudah turun bekerja untuk percepatan Danau Toba menjadi atraksi kelas dunia. Kementerian Perhubungan sudah memperpanjang, memperlebar apron Silangit. Lalu dibesarkan terminalnya, agar kapasitasnya lebih besar, dan sudah dinaikkan statusnya menjadi International Airport.
Lalu, lanjut dia, Kementerian PU PR juga sudah membangun jalan tol dari Kuala Namu ke Tebing Tinggi, dan akan sampai ke Pematang Siantar. Lalu nyambung ke Parapat. Yang sudah dilakukan, pelebaran dari Silangit menuju Parapat. Lalu ada inner ring road, outer ring road, pelabuhan penyeberangan baik di Samosir maupun di daratannya.
Kemenpar juga selalu mempromosikan Danau Toba di kancah dunia internasional, bahkan di hampir semua travel mart di seluruh dunia, desain Danau Toba selalu hadir. “Jika pengurusan UGG mandek, kasihan sekali mereka yang sudah punya spirit Indonesia Incorporated. Yang sudah punya mimpi besar untuk memajukan Danau Toba, terhambat hanya karena terlambat membuat dokumen dan dalam syarat-syarat teknis,” ungkapnya.
Ratusan negara di dunia berebut untuk menjadi UGG. Agar atraksi Pariwisata nya di endors oleh PBB, terutama UNESCO yang bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan. Bahkan yang alamnya tidak sehebat Danau Toba pun ngotot untuk mendapatkan stempel UGG. “Danau Toba itu berpotensi menjadi Geopark Terbesar di dunia, dan itu akan sangat kuat dan mudah mempromosikannya,” ungkap Hiramnyah.
Bukan hanya itu, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Kementerian Pariwisata sudah komitmen dengan tujuh investor yang sudah menandatangani perjanjian kerja sama investasi. Investasi meliputi pengembangan kawasan pariwisata Danau Toba dengan komitmen investasi mencapai USD 400 Juta Dollar atau sekitar Rp 6,1 triliun dengan lahan pengembangan seluas 77,5 hektar.
“Bisa dibayangkan, investor sudah tertarik, alam dan budayanya kuat. Akses sudah international airport, amenitas harus dibangun lagi untuk menarik wisatawan ke Danau Toba. Maka tidak ada pilihan lain, harus ngebut, kerja lebih cepat, lebih cerdas,” katanya.
Menurut dia, penandatanganan perjanjian investasi itu dilangsungkan di Sofitel Nusa Dua sebagai rangkaian acara IMF – World Bank Group Annual Meeting di Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana ke-2 di Bali lalu. Dilakukan oleh Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo bersama dengan tujuh investor, lalu disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPODT, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, para Menteri terkait, dan Duta Besar negara sahabat.
Ketujuh investor itu diwakili oleh Bachtiar Karim (PT Gaia Toba Mas), Berlinton Siahaan (PT Agung Concern), David Makes (PT Alas Rimbawan Lestari), Erwin Hutabrat (PT Gamaland Toba Properti), Suhendro Santosa (PT Crystal Land Development), Surya Darmadi (PT Asset Pacific) dan Wiraseno (PT Arcs House – Jambuluwuk).
Jumat Sore, 15 Maret 2019, akan dibedah dan dilakukan evaluasi setelah pertemuan Menpar Arief Yahya di UNESCO Paris, lalu. Jangan sampai nila setitik merusak susu se Danau Toba.
Karenanya, Hiramsyah mengajak semua pihak untuk bersama-sama kerja keras, kerja cerdas berkualitas dan tuntas. Tujuannya, untuk melengkapi semua persyaratan yg diminta UNESCO. Agar, di bulan September 2019 Geopark Kaldera Toba ditetapkan sbg UNESCO Global Geopark.
Asdep Pengembangan Infrstruktur dan Ekosistem Pariwisata, Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Kemenpar Indra Ni Tua memaparkan ada 8 points kekuarangan dari rekomendasi tim Aksesor UNESCO, yang sudah berkunjung 1-4 Agustus 2018 lalu ke Danau Toba.
Diantaranya:
1. Meningkatkan visibilitas dengan membangun gate masuk kawasan, penunjuk arah menuju setiap geosite dan penanda antar geosite sehingga pengunjung merasakan berada di kawasan geopark Toba.
2. Masterpan geopark (bukan siteplan) dengan rencana aksi minimal 5 tahun.
3. Meningkatkan upaya konservasi, khususnya di geosite yang rusak atau terancam rusak.
4. Menambah informasi dalam website bagi pengunjung yang akan berkunjung ke geopark (3A-nya, atraksi, aksesibilitas, amenitas).
5. Memperbaiki dan menambah informasi yang ada di Pusat Informasi Parapat (posisi masih banyak informasi yang tidak update) serta menambah pusat informasi di gerbang masuk lainnya.
6. Memperbaiki panel informasi. Informasi di dalamnya harus berkaitan antara satu panel dengan panel lain (ada cerita supervolkano yang terhubung antar geosite). Perlu ada jalur dan cerita geowisata.
7. Sebagai sebuah geopark global, pendidikan geologi tingkat dasar perlu diperkenalkan sejak dini di level SD. Perlu ada muatan lokal geopark dengan konten ilmiah ilmu bumi dasar dan supervolcano.
8. Toba harus selalu aktif mengikuti setiap event/konferensi yg diselenggarakan oleh Asia-Pacific Geopark Network (APGN) atau UNESCO Global Geoparks Network (GGN).(rif)