JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap bersinergi dengan berbagai pihak guna mendorong pertumbuhan ekonomi saat pandemi COVID-19.
“Kami mendorong tumbuhnya ekonomi dengan mengawal kebijakan pusat dan lembaga keuangan, serta bersinergi dengan pemerintah kabupaten/kota dan DPRD,” kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Semarang, Rabu.
Menurut dia, permasalahan pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya di Provinsi Jateng harus menjadi evaluasi bersama, baik kepala daerah maupun DPRD.
“Antara eksekutif dan legislatif harus saling bekerja sama dengan baik sehingga inflasi dapat dikendalikan dengan baik,” ujarnya.
Terkait dengan itu, Wagub meminta semua fokus pada sektor yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi seperti sektor industri pengolahan, pertanian, kehutanan, dan perdagangan besar maupun eceran.
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu mengapresiasi sektor pertanian yang masih mampu tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19.
“Apalagi saat ini di beberapa kabupaten masuk masa panen raya, maka perlu kita fokuskan supaya harga padi masyarakat tidak mengalami permasalahan sehingga pertumbuhan ekonomi dapat kita rasakan dan petani juga bisa menikmati hasilnya, ini juga akan berdampak pada sektor-sektor lainnya,” kata Wagub yang akrab disapa Gus Yasin itu.
Selain itu, kemampuan para pelaku UMKM yang saat ini tidak asing lagi dengan aplikasi manajemen dan pemasaran digital, juga sangat membantu upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Hasilnya, lanjut dia, para pelaku UMKM masih bisa terus berkembang dan meningkatkan pemasaran, bahkan hingga ke luar negeri.
“Bersama-sama kita mengingatkan secara masif pada masyarakat , pentingnya dilakukan digitalisasi (usaha) sehingga dampak COVID-19 bisa kita tanggulangi sedikit demi sedikit dengan fasilitas digitalisasi,” ujarnya.
Seperti diwartakan, kebijakan Bank Indonesia menurunkan suku bunga sebesar 3,5 persen pada Februari 2021 telah memberikan angin segar kepada para pelaku usaha.
Penurunan suku bunga ini harus disambut baik di tengah masa pandemi COVID-19 yang dampaknya menimbulkan ketidakpastian dan membuat para pelaku usaha merasa cemas dalam melakukan perputaran ekonomi. (fid/ant)