JATENGPOS.CO.ID. TEGAL– Masih ingatkah dengan insiden ledakan pabrik kembang api di Tangerang pada akhir Oktober 2017 lalu? Yah, dalam insiden itu, sedikitnya 49 orang meninggal dunia dan sekitar 40 orang mengalami luka-luka.
Dari jumlah korban itu, 7 orang di antaranya merupakan warga Desa Balaradin, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal. Mereka sebagai karyawan di pabrik itu yang usianya antara 14 tahun hingga 24 tahun.
Saat ini, 4 orang di antaranya masih terbaring lemas di tempat tidurnya karena luka bakarnya belum sembuh total. Sedangkan 3 orang lainnya, sudah meninggal dunia saat berada di lokasi kejadian. ”Yang luka bakar belum sembuh total. Mereka masih rawat jalan,” kata Endang Suprapti, salah satu tetangga korban, Jumat (26/1).
Endang yang merupakan anggota DPRD Kabupaten Tegal ini menuturkan, dari 4 orang itu, satu di antaranya mengalami luka serius. Hingga kini, korban yang bernama Anggi Panji Pangestu itu belum bisa beraktivitas seperti biasanya. Bahkan, remaja berusia 18 tahun ini masih trauma dengan kejadian tersebut.
”Dia (korban) cuma rebahan di tempat tidur saja. Nggak bisa jalan. Kakinya melepuh. Wajahnya juga melepuh. Telinganya hilang satu. Punggung dan kepalanya juga masih terlihat lukanya,” tutur mantan Kepala Desa Balaradin ini, saat ditemui di kantor DPRD Kabupaten Tegal.
Dia mengisahkan, kenapa Anggi sampai terluka parah karena saat terjadi ledakan, Anggi ingin menolong kakaknya yang saat itu menjadi korban pabrik petasan tersebut. Kakaknya bernama Muhamad Taenari, 24. Kala itu, kakaknya sudah dikelilingi kobaran api.
Sedangkan Anggi nekat menerobos kobaran api tersebut. Saat hendak menarik tangan kakaknya, justru kakaknya menolak. Kakaknya meminta agar Anggi segera menyelamatkan diri sebelum tubuhnya terbakar.
”Akhirnya Anggi menyelamatkan diri. Anggi dan Taenari itu kakak beradik. Mereka bekerja di pabrik petasan itu. Taenari meninggal dunia, sedangkan Anggi selamat dengan kondisi yang sangat memprihatinkan,” kata Sekretaris Komisi I dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
Menurut dia, korban ledakan pabrik petasan yang sudah membaik hanya Deni Purwanto,16. Saat ini, Deni sudah bisa beraktivitas meski belum maksimal. Sedangkan dua lainnya, Tanzilalil Umam, 16, dan Kardiman, 16, kondisinya masih butuh perawatan serius.
Sebab, kedua korban tersebut mengalami luka bakar 80 persen.
Sejauh ini, keempat korban itu belum mendapatkan bantuan dari pihak pemilik pabrik. Kabarnya, mereka akan mendapatkan bantuan masing-masing Rp 10 juta. ”Yang sudah dapat bantuan yang meninggal dunia. Bantuannya masing-masing sekitar Rp 40 juta. Tapi kalau yang luka-luka, belum dapat,” ungkapnya.
Dia berharap, pihak pemilik pabrik segera memberikan bantuan mengingat kondisi korban sangat memprihatinkan. Dia juga menghendaki agar Pemkab Tegal memberikan bimbingan konseling kepada para korban supaya tidak traumatik.
Dirinya tak menampik, Pemkab Tegal dan Badan Amil Zakat (BAZ) Kabupaten Tegal memang sudah memberikan bantuan kepada mereka. Masing-masing mendapatkan Rp 4 juta. ”Pemda harus memberikan perhatian khusus. Mereka merupakan warga kurang mampu,” tukasnya.
Seperti diketahui, kebakaran gudang pabrik kembang api di Kosambi, Tangerang ini terjadi pada Kamis 26 Oktober 2017. Kebakaran itu terjadi karena bahan baku kembang api tersulut bunga api yang berasal dari mesin las. Polisi telah menetapkan 3 orang sebagai tersangka dalam kasus ini yakni dari pihak PT Panca Buana Cahaya Sukses. (yer/fat/jpnn/muz)