JATENGPOS.CO.ID. WONOSOBO– Tiga rumah di RT4 RW9 Senden Kulon, kelurahan Wonosobo Barat terdampak runtuhnya senderan yang menopang Kuburan Senden yang terjadi tepat pukul 12.00 WIB kemarin (6/2).
Menurut salah satu saksi mata, Mujiono, kejadian tersebut tepat sesudah terdengar adzan dzuhur dan para pemuda tengah beranjak dari salah satu rumah usai bersih-bersih di lingkungan tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, mengingat jalan tersebut biasanya ramai dilalui warga di tengah hari.
“Pagi hari saat saya bersih-bersih di atas (di kuburan) memang sudah terlihat ada rekahan tanah. Paginya anak muda dan warga ada yang kerja bakti di sekitar sini dan istirahat di salah satu rumah warga (Maryono). Saat saya ajak salat dzuhur mereka bergegas. Sepertinya tidak sampai semenit lalu ada suara keras. Lalu saat dilihat sudah seperti itu,” ungkap Mujiono pada Wonosobo Ekspres.
Tiga rumah yang tertimpa runtuhan senderan terdata atas nama Maryono, Ridwan dan Bambang yang berjajar. Area longsor sekitar 50 meter lebih dan dengan ketinggian sekitar 7 meter. Dinding rumah Maryono (45) jebol hingga masuk ke ruang tengah. Sementara milik Ridwan jebol di salah satu sisi dan dua bagian lainnya retak parah dan rumah Bambang juga sudah terlihat retakan dan miring karena menahan material longsoran.
“Menurut pihak kelurahan tadi kerugian diperkirakan sekitar RP50 juta tiap rumah. Hari ini belum boleh dibersihkan, takut ada longsoran lagi,” ungkap Mujiono.
Sementara itu, menurut Maryono, runtuhnya senderan yang menutup jalan kampung tersebut diduga lantaran senderan baru tidak kuat menahan tanah yang selama beberapa hari terkena hujan terus menerus. Namun saat kejadian, cuaca tidak hujan dan beruntung tidak ada warga yang lewat.
“Tepat jam 12 tadi saya sampai rumah dan duduk, tiba-tiba ada suara gemuruh, saya kira gempa. Lalu saya lihat dari pintu kamar ada cahaya terang, padahal tidak ada jendelanya. Ternyata dinding sudah berlubang dan keluhatan ada beton masuk ke rumah. Saya lihat dinding bagian lain sudah retak dan sepertinya membahayakan, lalu saya pindah barang-barang,” ungkap Ridwan, salah satu pemilik rumah. (win/jpnn/muz)