JATENGPOS.CO.ID. SEMARANG– Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sangat serius untuk bisa mendudukkan salah satu kadernya sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Calon Presiden (Capres) petahana Ir Joko Widdodo (Jokowi) pada Pilpres 2019 mendatang. Kader yang dimaskud adalah Ketua Umum PPP, Romahurmuzi atau akrab disapa Gus Romi.
Hal itu dilakukan bukanlah semata mata untuk mengejar kekuasaan, namun sebagai aktualisasi tanggung jawab partai dalam menjalankan nahi munkar atau mencegah kemunkaran.
“Kalau Legislatif itu hanya bisa amar makruf, yaitu misal dengan bikin undang-udang. Namun untuk nahi munkar belum efektif. Agar bisa nahi munkar ya harus duduk di eksekutif, ” kata Ketua Majlis Syariah DPP PPP, KH Maemoen Zubair saat menyampaikan tausiyah kepada 200 peserta Munas`Alim Ulama PPP, di Hotel Patra Semarang, Jum’at (13/4).
KH Maemun mengatakan problematika bangsa Indonesia yang saat ini sangat mendesak untuk diatasi adalah mencegah dan menindak berbagai kemunkaran yang semakin meraja lela. Ini sesuai dengan salah satu lima prinsip perjuangan PPP sebagai partai yang berazas`Islam yakni melakukan amar makruf nahi munkar.
“Amar makruf sudah dilakukan setiap hari oleh warga PPP dimanapun berada melalui berbagai cara sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Yang jadi anggota DPR misalnya melalui pembuatan peraturan atau Undang-Undang,” ujarnya.
Menurutnya, tindakan nahi munkar lebih efektif dilakukan oleh pengambil kebijakan yang memegang kekuasaan eksekutif, misalnya Presiden bersama Wakil Presiden, Gubernur bersama Wakil Gubernur dan Bupati bersama Wakil Bupati atau Walikota Bersama Wakil Walikota.
Pengasuh pesantren Al Anwar Sarang Rembang ini berharap agar seluruh kader PPP jika diamanati oleh partai untuk turut serta berkompetisi dalam Pilkada atau Pilpres niatnya harus ditata dengan baik dan tepat.
“Jangan semata-mata mengejar kekuasaan, tetapi jangan lupa bahwa dengan kekuasaan yang digenggaman itu semestinya melekat amanat mecegah kemunkaran atau nahi munkar,” imbuhnya.
Munas Alim Ulama PPP digelar di Hotel Patrajasa 13-15 April 2018, diikuti 190 peserta terdiri dari Majelis Syariah, Pimpinan Pondok Pesantren dan Tokoh-tokoh Agama Islam se-Indonesia. Selain Munas PPP juga menggelar pengajian akbar sebagai puncak Harlah PPP ke 45 di Hotel UTC Semarang Jawa Tengah Sabtu (14/4).
Acara tersebut dihadiri Presiden Joko Widodo yang kehadirannya didampingi oleh Mensesneg Pratikno, Juru Bicara Presiden Johan Budi, dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Hadir juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Kiai Maruf Amin.
Sementara itu, Ketua Umum PPP Romahurmuzi disela sela pembukaan Munas Alim Ulama mengatakan, Pemilihan Presiden (Pilpres) April 2019 mendatang bakal mempertemukan kembali rivalitas antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subiyanto. Rematch tersebut diharapkan akan menampilkan pesta demokrasi yang santun dan menghibur.
PPP berharap kontestasi Pilpres akan dilakukan dengan penuh martabat, beradab dengan menekan ujaran kebencian yang bernuansa sara.
“Rematch politik antara Jokowi dan Prabowo kami harapkan akan mampu menyajikan kontestasi politik yang menyenangkan dan menghibur, agar masyarakat tidak terintimidasi. Untuk itu semua pihak harus mampu menampilkan peralaku yang santun,” tutur Romahurmuzi.
Disinggung wacana untuk mencawapreskan dirinya (Romi), Romi mengatakan hal itu menjadi ranah para ulama untuk membahasnya. DPP akan menunggu fatwa dan putusan Munas untuk dijadikan acuan.(saf/biz/mar/muz)