TEMANGGUNG. JATENGPOS.CO.ID- Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2023 UKM Taekwondo Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran berjumlah 11 anggota melestarikan kesenian tradisional Kuda Lumping Prajuritan dan branding kuliner khas Desa Larangan Luwok, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
Upaya mencapai tujuan tersebut Kelompok PPK Ormawa diketuai Galuh Adhelia Putri dengan Dosen Pembimbing Apt. Anita Kumala Hati, S.farm.,M., Si akan melakukan intervensi diantaranya; 1. Plestarian kuda lumping prajuritan melalui penyusunan Buku Filosofis Kuda Lumping dan video promosi media sosial. 2. Menginisiasi seni bela diridari Desa. 3. Pengenalan makanan khas Desa Larangan Luwok sebagai ikon buah tangan dari Desa Larangan Luwok.
Permasalahan di Desa Larangan Luwok yang Pertama, yaitu kesenian kuda lumping yang tidak dapat berkembang dan dikenal oleh khalayak ramai.
Satu paguyuban yang berada di Desa Larangan Luwok yang sudah berdiri sejak dulu dan masih mempertahankan Kuda Lumping khas dari Kabupaten Temanggung, namun tidak dapat berkembang dikarenakan videografi yang kurang menarik dan jumlah personel yang semakin berkurang.
Kedua, seni bela diri Pencak Silat terutama Tapak Suci yang sudah ada sejak jaman dahulu sudah tidak ada lagi yang mempelajarinya. Serta permasalahan yang terakhir yaitu makanan tradisional pethot dan ketan gudhik yang hanya disajikan saat Merti Dusun Larangan. Makanan yang berbahan dasar dari beras ketan ini, sayangnya memiliki kemasan yang kurang menarik dan hanya dapat bertahan selama beberapa hari saja.
Untuk itu, diperlukan edukasi kepada masyarakat tentang melestarikan seni tari kuda lumping dan budaya Jawa. Luaran yang diharapkan dari program ini adalah dihasilkannya Buku Sejarah Desa dan Filosofi Kuda Lumping Desa Larangan Luwok, video sebagai sarana promosi; adanya branding dari makanan khas “Ketan Gudhik dan Pethot”.
Bagian di atas adalah kegiatan expo yang dilakukan kolaborasi antara Tim Pelaksana PPK ORMAWA UKM Taekwondo dengan Tim Remaja kesenian dari desa Larangan Luwok, yang menampilkan Tarian Prajuritan yang telah disunting dengan sentuhan beladiri dari Larangan Luwok. Dibarengi dengan pemasaran makanan tradisional khas Desa Larangan Luwok yaitu Pethot dan ketan gudhik.
Adapun tradisi lain yang masih sangat terjaga di Desa larang Luwok adalah sebagai berikut; Tradisi Memandikan Kuda Lumping, sebagaimana diketahui Kuda lumping telah menjadi simbol dari karakter warga Dusun Larangan sejak jaman dahulu. Kegiatan diadakan setiap Sabtu Pahing di Bulan Suro dengan memandikan di Bendungan Dam Sidodadi.
Selain itu, Tradisi Sadranan di Sumber Mata Air yakni saat pelaksanaan perwakilan warga mengenakan pakaian adat Jawa dan menggunakan caping. Warga yang ikut sadranan membawa nasi bucu, tenong, dan uba rampe yang harus dibawa oleh ibu-ibu dengan digendong paling tidak sejajar dengan dada sebagai uba rampe.
Masih ada, Kirab Hasil Bumi yakni digelar sebagai ungkapan rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan dengan memamerkan hasil bumi. Juga masih ada, Selametan Kupat Lepet, yakni tradisi selametan di gerbang desa saat tengah malam dengan membawa nasi bucu dan kupat lepet dipimpin Kepala Dusun memutari desa ke arah kanan (arah yang baik) simbol dari para leluhur menjaga dusun. (ril/muz)