JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pengabdian sebagai seorang anggota Polisi selama 20 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk seorang AKBP Doni Prakoso Widamanto S.I.K. Banyak hal yang sudah ia lewati selama menjalankan tugas, terutama tugas-tugas yang berat, semua kenangan selama 20 tahun hampir tak pernah terlupa dalam ingatannya.
Salah satu yang tidak akan pernah ia lupakan yakni menjadi Kapolsek di Kayan Hulu, masuk dalam wilayah Polres Malinau Polda Kalimantan Timur persis berbatasan langsung dengan negara tetangga Malaysia. Katanya bertugas di Polsek Kayan Hulu seakan berada didunia lain. Bagaimana tidak, lokasi yang sangat jauh dari hingar-bingar perkotaan membuat daerah tersebut seakan terisolir. Untuk sampai lokasi, dari Polres Malinau menuju Polsek Kayan Hulu hanya dapat diakses menggunakan pesawat selama 1 jam, setelah turun dari pesawat hanya ada jalur air melalui sungai dengan menggunakan perahu kecil yang lebarnya hanya sebadan.
Naik perahu itu menghabiskan waktu sekitar 3 jam. Jangan pernah membayangkan jalur darat, karena tidak ada. Yang ada hanya hutan belantara.
“Untuk kesana hanya bisa pakai pesawat, jangan bayangkan pesawat penumpang besar. Pesawat kecil dengan kapasitas maksimal 6 orang. Kalau tidak salah ingat penerbangan seminggu 3 kali. Kemudian setelah turun pesawat naik perahu Ketinting namanya, saya ingat sekali waktu itu harus pakai pelampung. Kata anggota saya, pakai pelampung bukan sebagai perlengkapan keselamatan tapi jika sewaktu-waktu perahu terbalik gampang menemukan jasadnya,” cerita AKBP Doni sambil tertawa menceritakan hal itu.
Kata AKBP Doni, alat komunikasi seperti handphone tidak berguna disana hanya bisa menggunakan perangkat radio amatir. Kala itu, ia sengaja membeli handphone merk nokia 6600. Bukan untuk berkomunikasi akan tetapi hanya untuk mengabadikan moment-moment ia bertugas disana. Kebetulan waktu itu nokia 6600 sudah berkamera. Ia bertugas di Polsek Kayan Hulu selama 2 tahun lamanya. Selama itu pula, ia tak pernah terima gaji.
“Handphone tidak berguna disana, sinyalnya tidak ada. Beli HP waktu itu nokia 6600 hanya untuk ambil foto saja. Waktu itu, kebetulan saya masih bujangan belum menikah jadi gaji saya itu tak serahkan orang tua saya, memang sengaja saya berikan ke beliau (istilahnya tidak terima gaji). Saat bertugas di Polsek Kayan Hulu untuk biaya hidup setiap hari saya tidak pernah keluar uang, mau makan sayur semua tersedia. Mau makan ikan tinggal ambil di sungai, mau makan daging tinggal berburu dihutan. Makanya disana itu semua sudah tersedia kecuali tekhnologi, namun itu dulu kalau sekarang mungkin berbeda,” ucapnya.
Polsek Kayan Hulu membawahi tiga kecamatan, anggota Polseknya hanya 7 orang. Jadi setiap kecamatan hanya di backup 2 anggota Polisi dengan wilayah yang luas. Mobil operasional sama sekali tidak ada, bukan karena tidak ada dukungan dari Polres Malinau akan tetapi memang disana tidak ada mobil. Seperti dikatakan diawal bahwa disana seperti dunia lain. Adapun motor namun jumlahnya terbatas itupun motor dari Malaysia. Wajar saja, lebih dekat ke Malaysia dibanding ke kota sendiri. Bahkan masyarakat sekitar jika hendak belanja lebih memilih ke Malaysia karena lebih dekat. Kondisinya juga sangat berbeda, bagaikan bumi dan langit antara masyarakat terbatasan Indonesia dengan masyarakat perbatasan Malaysia terutama soal akses jalan.
Selama bertugas di Polsek Kayan Hulu hampir tidak ada kejadian, artinya tingkat kejahatan dapat dikatakan nol. Adapun tindakan yang dilarang disana sudah menjadi kebiasaan yakni minum-minuman keras karena mayoritas non muslim dan masyarakat disana merupakan suku dayak. Bahkan saat hari Jumat, hanya ada jamaah sholat Jumat maksimal 11 orang. Akan tetapi bagi AKBP Doni bertugas di Polsek Kayan Hulu adalah pengalaman yang sangat berharga dalam hidupnya, yang tak mungkin ia lupakan.
“Mungkin hanya saya alumni Akpol yang pernah bertugas disana, sebenarnya waktu itu saya diberikan tiga pilihan. Pertama di Satlantas, kedua Satreskrim dan ketiga Polsek Kayan Hulu. Saat itu saya akhirnya memilih Polsek Kayan Hulu Bapak Kapolres sempat menahan saya untuk tidak mengambil pilihan itu, namun saya mantap ambil tugas itu,” imbuhnya.
Dua tahun berada di Polsek Kayan Hulu, namun ia tidak pernah menyesal. Justru sebaliknya, sekarang ia bertugas di Polda Jateng sebagai Kapolres Pekalongan Kota Polda Jateng. Sangat bersyukur katanya, bisa lebih dekat dengan orang tua. Maklum ia asli Solo.
“Bersyukur sekali akhirnya bisa pulang kampung, apalagi orang tua kan sudah lansia sehingga butuh perhatian lebih,” pungkas Bapak dengan satu akan tersebut.(akh)