JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi melepas sebanyak 289 bus yang mengangkut ribuan pemudik dari Jabodetabek ke 35 kabupaten/kota di wilayahnya.
Pelepasan Program Mudik Gratis Lebaran 2025 iniĀ dilakukan di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Rabu, 26 Maret 2025.
Sebanyak 289 armada bus tersebut mengantarkan sebanyak 14.374 orang penumpang dengan tujuan ke kampung halamannya masing-masing.
“Mereka kita gratiskan. Dengan mudik gratis itu harapannya sangune (uang sakunya) utuh. Nanti bisa bangun desa,” kata Luthfi disela acara pelapasan.
Program mudik gratis ini merupakan kerja sama antar Pemprov Jateng, 35 pemerintah Kabupaten/Kota, Bank Jateng, serta pihak swasta yang bahu-membahu membantu masyarakat yang akan mudik ke kampung halaman.
Rata-rata masyarakat Jawa Tengah yang ikut program tersebut bekerja di sektor informal, seperti padagang kaki lima, buruh, asisten rumah tangga, dan sebagainya.
Luthfi berpesan kepada seluruh masyarakat yang ikut mudik, bahwa jika di Jakarta belum mendapatkan pekerjaan yang belum pasti, diharapkan tetap tinggal di daerahnya masing-masing.
Bila perlu tidak usah mengajak sanak saudara ikut ke Jakarta. Seluruh kepala daerah sudah bertanggung jawab untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat di wilayahnya.
“Kalau sudah ada pekerjaan tetap tidak apa-apa, tetapi kalau belum ada pekerjaan cukup, mari membangun desanya masing-masing bersama Bupati, Wali Kota, dan sama kita (Pemprov Jateng),” katanya.
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi untuk mengikuti mudik gratis maka Ahmad Luthfi berencana memperluas jangkauan. Hal ini akan dibahas lagi dengan paguyuban masyarakat Jawa Tengah di Jabodetabek.
Namun, ia tetap berharapĀ agar tidak banyak masyarakat Jawa Tengah yang kembali ke Jakarta setelah lebaran.
Pun demikian, Pemprov Jateng juga sudah menyiapkan armada untuk balik. Jumlah armada sama dengan saat mudik. Pemberangkatan akan dipusatkan di Asrama Haji Donohudan, Boyolali, dan beberapa titik lainnya. Termasuk kereta api untuk mengangkut pemudik yang balik ke Jabodetabek.
“Selamat untuk teman-teman yang mudik. Kalian semua adalah pahlawan devisa untuk kampungnya masing-masing. Selamat bersilaturahmi dengan keluarga masing-masing dengan gembira dan tidak melanggar hukum,” tutup Mantan Kapolda Jateng itu.
Program Mudik Gratis Lebaran 2025 itu jugaĀ disambut antusias oleh belasan ribu warga, dari para pedagang kaki lima hingga penyandang tuna netra.
Antusiasme itu dialami oleh Faedah dan anaknya Arif. Penyandang disabilitas tuna netra itu akan mudik ke kampung halamannya di Cilacap. Ibu-anak yang sudah hampir tujuh tahun bekerja di panti urut tuna netra tersebut mengaku sangat senang dengan adanya program ini.
“Ini mau ke Cilacap. Ada (mudik) gratis alhamdulillah, saya suka, senang, nyaman, tidak pakai biaya,” ujar Faedah sebelum pemberangkatan dari halaman Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, pada Rabu, 26 Maret 2025.
Dengan mengikuti program itu, uang yang seharusnya untuk ongkos mudik dapat disimpan untuk keperluan lainnya. Seperti makan atau keperluan lain di kampung. Ia berharap program ini terus ada di tahun-tahun ke depan. Apalagi banyak juga teman-teman tuna netra dan disabilitas lain yang memanfaatkan program tersebut.
“Terima kasih banyak, jadi bisa meringankan biaya. Hemat Rp500 ribu. Dulu sudah pernah ikut (mudik gratis) sekali. Lumayan, (uangnya) bisa untuk makan di rumah,” ungkapnya.
Pemudik lain, Mundoko, juga menyampaikan rasa senang dan terima kasih atas program mudik gratis ini. Sebab ia dan pemudik lain yang bekerja sebagai karyawan, pedagang kai lima, dan asisten rumah tangga bisa terbantu.
“Saya hendak pulang ke Pekalongan, pulang bersama keluarga. Kerja hampir 10 tahun, ojol sekitar lima tahun lalu. Ada mudik gratis lumayan, hemat sekitar Rp400 ribu per orang yang biasanya buat ongkos,” ujar Mundoko bersama istrinya, Ika.
Setali tiga uang, pemudik dengan tujuan Wonogiri, Edi mengaku, sudah tiga kali ikut mudik gratis. Program itu sangat membantu, karena tiket saat lebaran sangat mahal. Satu orang ketika lebaran bisa Rp600 ribu, padahal satu keluarga ada tiga orang.
“Mudik gratis kali ini sudah semakin baik dan lebih mudah dari sebelum-sebelumnya. Beruntung bisa dapat kuota karena banyak sekali yang mendaftar,” ujar pria yang bekerja sebagai buruh lepas tersebut. (adv/ucl)