JATENGPOS.CO.ID, Demak – Pemerintah Kabupaten Demak menggelar rangkaian kegiatan spiritual dan budaya dalam rangka memperingati tradisi tahunan Grebeg Besar. Kegiatan diawali dengan ziarah ke makam para pendiri Kerajaan Islam Demak yang dipimpin langsung oleh Bupati Demak, Eisti’anah, didampingi Wakil Bupati, jajaran Forkopimda, serta seluruh kepala OPD eselon II dan III,Jumat (16/5).
Dalam keterangannya, Bupati Eisti’anah menyampaikan bahwa ziarah ini merupakan bentuk penghormatan terhadap para leluhur yang telah berjasa besar dalam penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya di wilayah Demak. Rangkaian ziarah dimulai dari makam Raden Sultan Fatah, pendiri Kerajaan Demak, dan dilanjutkan ke makam Sunan Kalijaga, salah satu tokoh penting Wali Songo.
“Alhamdulillah, hari ini kami bersama Forkopimda dan seluruh jajaran OPD melakukan ziarah ke makam leluhur, termasuk Raden Sultan Fatah dan Sunan Kalijaga. Ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Grebeg Besar yang sangat penting bagi masyarakat Demak karena mengandung nilai spiritual dan sejarah yang mendalam,” ujar Eisti’anah.
Menurut Bupati, Grebeg Besar bukan sekadar tradisi, tetapi juga momentum penyucian sekaligus pelestarian warisan peninggalan leluhur. Dalam prosesi ziarah, turut dipanjatkan doa agar seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan membawa berkah, termasuk untuk kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Demak.
“Melalui doa bersama, kita berharap seluruh pembangunan di Kabupaten Demak berjalan lancar dan masyarakatnya diberikan kemakmuran serta kesejahteraan,” tambahnya.
Selain ziarah, berbagai rangkaian kegiatan lain juga telah dilaksanakan, seperti pisowanan ke Kasepuhan Kadilangu dan pisowanan balik sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah dan nilai-nilai budaya kerajaan Demak. Bupati menjelaskan bahwa tradisi ini dilakukan setiap tahun sebagai wujud permohonan restu spiritual dari para leluhur.
Kegiatan akan terus berlanjut hingga 10 Dzulhijjah mendatang, termasuk kirab budaya, pengambilan air suci dari Solo, dan pembagian tumpeng songo, hingga penampilan pasukan prajurit Patang Puluhan. Semua kegiatan tersebut menjadi simbol kekayaan budaya sekaligus daya tarik wisata yang mampu memperkenalkan Demak sebagai pusat peradaban Islam Nusantara.
“Selain melestarikan tradisi, kami juga melakukan berbagai inovasi untuk menjadikan Grebeg Besar sebagai magnet wisata religi dan budaya. Ini adalah bentuk tanggung jawab generasi penerus untuk menjaga dan memperkenalkan warisan leluhur ke tingkat yang lebih luas,” tutup Eisti’anah. (adi)