JATENGPOS.CO.ID, BATANG – Dosen Program Studi D-3 Hubungan Masyarakat Universitas Diponegoro Kampus Batang, Nikolaus Ageng Prathama S.I.Kom.,M.I.Kom dan tim memberikan perhatian kepada para pengelola kopi robusta di Desa Tombo Kecamatan Bandar Kabupaten Batang melalui kegiatan pengabdian.
Pengabdian dimulai pada bulan Juli hingga Desember 2024, terdiri dari rangkaian kegiatan teknis yaitu pelatihan pengelolaan Instagram bisnis, pembuatan tagline kreatif bagi Desa Tombo, serta produksi video Village Branding yang dapat digunakan mitra pengabdian sebagai medium promosi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Tombo Coffee, sebuah coffee shop yang dikelola oleh pemuda pecinta kopi dan menjadi coffee shop perintis di Desa Tombo. Pengabdian yang dilaksanakan di Desa Tombo ini merupakan bentuk kepedulian Undip agar bermanfaat bagi banyak orang, serta sebagai ungkapan terima kasih kepada warga yang berada di sekitar kampus Batang, karena telah menjadi mitra strategis yang konstruktif, dan diwujudkan dalam Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3M).
Branding dipilih sebagai tema pengabdian, karena popularitas Desa Tombo sebagai penghasil kopi robusta Batang mengalami penurunan sejak pandemi Covid19. Oleh karena itu, upaya ini dimaksudkan untuk merestorasi popularitas Desa Tombo sebagai coffee tourism bagi masyarakat yang lebih luas.
Sebagai Ketua tim, Nikolaus menyatakan bahwa Desa Tombo memiliki potensi besar untuk dikenal banyak orang, sehingga kegiatan ini dapat membantu para pengelola kopi Tombo.
“Desa Tombo memiliki potensi untuk populer, karena telah dikenal oleh para penikmat dan komunitas kopi. Beberapa kepala daerah seperti Bupati sering ke sini (Desa Tombo) untuk menikmati kopi. Bahkan sejumlah barista mengaku memperoleh new insight tentang kopi dari sini. Oleh karena itu, kami memperkenalkan tagline Desa Tombo sebagai the Legendary Coffee of Java dalam konsep village branding ini untuk merestorasi dan memperbesar popularitasnya”.
Kegiatan pengabdian ini melibatkan Pemerintah Desa Tombo, pengelola Tombo Coffee, dan Zein Coffee, sebagai representasi pemuda desa yang berkomitmen untuk menjadi mitra pengabdian yang berkomitmen memajukan kopi Tombo.
Dalam sesi pelatihan teknis, para pengelola kopi diajarkan untuk menggunakan Instagram bisnis, membuat dan mengedit foto produk dengan software khusus, serta menyusun tagline untuk bisnis dan desa, sehingga memudahkan publik mengidentifikasi Desa Tombo, Tombo Coffee, dan Zein Coffee, sebagai referensi wisata untuk dikunjungi.
Pada pelatihan teknis ini, juga dibuka sesi diskusi dengan mitra. Para mitra berharap para akademisi Universitas Diponegoro tidak hanya memberikan pendampingan pada wilayah hilir namun juga dari hulu. Pendampingan kepada petani kopi sejak mulai menanam dan merawat bibit kopi dibutuhkan warga Desa Tombo untuk menghasilkan biji kopi yang khas Tombo dan menciptakan varietas baru, yaitu Kopi Tombo, untuk memperkaya referensi kopi robusta dari Pulau Jawa.
Bentuk kegiatan selanjutnya yaitu produksi video village branding Tombo yang dimaksudkan untuk mempromosikan kembali Desa Tombo. Proses produksi dilakukan oleh tim pengabdian selama beberapa minggu. Konten video ini juga dapat digunakan mitra sebagai medium promosi pada saluran-saluran promosi mereka. (rit)