JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN– Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar bimbingan teknis (bimtek) penjamah makanan bagi relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Abimantrana Ballroom The Wujil Resort dan Conventions Ungaran, Kabupaten Semarang, Minggu (25/5/2025).
Kegiatan bertujuan memastikan bahwa setiap relawan SPPG memiliki kompetensi menangani dan menyajikan menu program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dalam skala besar.
Direktur Penyediaan dan Penyaluran Wilayah II BGN RI, Sony Sanjaya, menjelaskan bahwa bimtek ini merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi agar kasus keracunan makanan tidak terjadi, seperti beberapa kasus pelaksanaan MBG di beberapa daerah.
“Kita targetkan zero kasus keracunan, tidak ada lagi. Makanya ini adalah merupakan salah satu langkah-langkah upaya untuk mengantisipasi,” tegasnya.
Dalam pelatihan ini, para relawan SPPG dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan etika dalam menangani dan menyajikan makanan. Mereka diajarkan tentang cara menangani daging, mengolah ikan, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga diajarkan tentang aturan-aturan yang harus dipatuhi, seperti menggunakan helm, masker, dan sarung tangan.
“Tadi disampaikan bahwa ada tiga hal agar mereka dapat bekerja dengan baik. Pertama atas dasar pengetahuan. Kedua memiliki keterampilan, dan yang Ketiga memahami etika atau aturan-aturan seperti pada saat masuk SPPG harus menggunakan helm, masker, dan sarung tangan,” jelasnya.
“Selain itu diberlakukan menggunakan sepatu khusus saat menggolah MBG, hal tersebut merupakan aturan yang sudah dirancang dan harus pahami,” tambahnya.
Disinggung aturan penganggaran MBG, Sony menjelaskan, BGN telah menerapkan sistem virtual account untuk memantau pembelanjaan dan transaksi keuangan setiap kegiatan MBG. Sistem ini memungkinkan pencatatan dan laporan keuangan yang lebih transparan dan akuntabel.
“Anggaran untuk MBG dari pemerintah sudah ditentukan dan sekarang BGN sudah menggunakan virtual account, virtual phone di mana untuk setiap pembelanjaan ada penjelasan. Pengguna anggaran ada dua pihak yang terlibat, yakni maker itu dari pihak yayasan, dan mitra MBG. Dari virtual account seluruh transaksi tercatat jenisnya apa tujuannya kepada siapa beberapa banyaknya dan ini akan memudahkan pencatatan dan laporan keuangan,” tandasnya.
Dengan pelatihan dan sistem yang baik, lanjut Sony, BGN berharap dapat mencegah kasus keracunan makanan yang pernah terjadi pada program MBG dan memastikan bahwa program ini berjalan dengan baik dan aman. Sedangkan, bimtek diikuti sebanyak 400 relawan SPPG dari Kabupaten Batang dan Tegal. (muz)