JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Ratusan calon warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sragen mendapatkan pembekalan di GOR Diponegoro Minggu (15/6). Langkah ini sebagai upaya pencegahan, mengingat kegiatan pencak silat sering mengakibatkan keributan antar perguruan.
Ketua PSHT Cabang Sragen atau PSHT P16 Suwanto menyampaikan dalam kegiatan ini, mereka dibekali wawasan kebangsaan. Lantas sebagai upaya menghapus stigma pesilat selama ini, PSHT Cabang Sragen didapuk menjadi Orang Tua Asuh Anak Stunting. Hal ini bermitra dengan Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN.
Selain itu pada kesempatan tersebut juga dilantik pengurus Ranting PSHT se Sragen, Pengurus Pusat Informasi Konseling (PIK) dan pelantikan relawan Joyo Gendelo Rescue PSHT cabang Sragen. “Selain itu ada pembekalan UMKM, donor darah dan seni budaya. Alhamdulillah dihadiri ketua umum langsung, untuk mensuport pembekalan adik-adik ini,” ujarnya.
Disinggung potensi keributan pada momentum pengesahan warga PSHT, Suwanto memastikan pihaknya komitmen menjaga ketertiban. Selama ini sudah ada upaya membangun citra perguruan silat yang kondusif. ”Setiap ada kegiatan pencak silat di sragen menjadi momok di masyarakat, sebentar lagi Suro, warga takut keluar, tidak seperti itu. Justu kami membangun bahwa kita membuat kegiatan positif untuk masyarakat,” ujar dia.
Demikian juga dengan perguruan silat lain. Di Sragen ada 17 perguruan silat yang sudah bersinergi. Dalam kegiatan kami tadi semua perguruan juga hadir. ”Termasuk kita menjadi ayah asuh stunting di Sragen.” Ujarnya.
Pihaknya menyampaikan perkiraan warga yang akan disahkan sekitar 800-1000 orang. Sedangkan yang menerima pembekalan ada lebih dari 800 orang. Karenaa tahun kemarin masih ada yang belum disahkan.
Sementara, Polres Sragen bersama empat perguruan silat besar di wilayahnya terus memperkuat sinergi dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, khususnya menjelang agenda pengesahan anggota baru. Hal ini terungkap dalam kegiatan pembekalan pengamanan yang baru-baru ini diselenggarakan, melibatkan perwakilan dari PSHT Parluh 16, PSHT Parluh 17, IKSPI Kera Sakti, dan Pagar Nusa.
Kapolres Sragen, AKBP Petrus Parningotan Silalahi usai pembekalan menyatakan bahwa pembekalan ini merupakan bagian dari persiapan pengamanan kegiatan “Parluh 16” Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Sragen yang diikuti 887 peserta, yang nantinya akan disahkan pada tanggal 9 Juli. Sementara itu, PSHT Cabang Madiun atau “Parluh 17” akan melaksanakan pengesahan pada tanggal 2 dan 3 Juli.
AKBP Petrus menjelaskan bahwa selama ini pihaknya telah aktif berkolaborasi dengan berbagai perguruan silat. “Kami sudah melakukan kegiatan-kegiatan bersama dengan para perguruan, yakni dari PSHT Paruh 16 dan Paruh 17, selanjutnya IKSPI Kera Sakti, dan Pagar Nusa,” ujarnya.
Salah satu fokus utama pembekalan adalah menyamakan persepsi antarunit pengamanan internal perguruan. PSHT Paruh 17 memiliki Pamter (Pasukan Pengamanan Terate), PSHT Paruh 16 memiliki Korlap, IKSPI Kera Sakti memiliki Satgas, dan Pagar Nusa memiliki Pasukan Inti (Pasti).
“Ini menjadi pembekalan teman-teman pengaman internal untuk menjadi pengaman terdepan terkait pengamanan konvoi dari adanya pengombyong untuk menghadiri kegiatan,” terang Kapolres.
Pihaknya menegaskan bahwa sterilisasi penggunaan knalpot brong, senjata tajam, benda berbahaya, kembang api, dan petasan akan menjadi prioritas. “Pengaman internal yang akan mengambil dan kita yang akan melakukan tindakan tegas dan breakdown tidak pandang bulu siapa itu pelakunya,” tegasnya.
Polres Sragen juga menekankan pentingnya tindakan tegas yang terukur dan menghindari tindakan anarkis. “Kami selalu memberikan pengertian secara terukur dalam melakukan tindakan tegas dan jangan sampai tindakan anarkis,” tambah AKBP Petrus. (ars)