29.1 C
Semarang
Senin, 11 Agustus 2025

Grebeg Suro dan Kirab Pusaka Girikusumo: Tradisi Sakral Sarat Makna Spiritual

JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Suasana sakral dan khidmat menyelimuti kawasan Girikusumo, Kabupaten Demak, saat tradisi tahunan Grebeg Suro dan Kirab Pusaka kembali digelar dalam rangka menyambut 1 Muharram atau Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Tradisi yang berlangsung sejak malam hari hingga siang ini (26/6), tidak hanya menjadi agenda rutin, namun juga menjadi warisan budaya dan spiritual yang mengakar kuat di kalangan masyarakat setempat.

Munhamir selaku pengatur upacara kirab, menjelaskan bahwa perannya adalah mengatur seluruh rangkaian prosesi kirab pusaka yang menjadi inti acara. “Kirab pusaka ini adalah bagian dari tradisi mapak warso, yaitu menyambut datangnya tahun baru hijriyah dengan penuh syukur dan harap,” jelasnya.

Kirab pusaka yang dimaksud adalah arak-arakan benda pusaka berupa jubah kasepuhan, yang menurut penuturan para sesepuh, dahulu digunakan dalam perjuangan menyebarkan agama Islam di wilayah Girikusumo dan sekitarnya. Jubah ini dianggap sebagai simbol warisan spiritual dan kekuatan moral para ulama terdahulu, khususnya Mbah Kyai Munif, tokoh sentral dalam sejarah dakwah di daerah tersebut.

Tradisi ini dimulai dengan pengambilan air dari Sumur Kesuwen, sumur keramat yang diyakini dibuat oleh Mbah Muhammad Edi, tokoh spiritual yang juga memiliki hubungan erat dengan pesantren Girikusumo. Air dari sumur ini disimpan dalam kendi dan menjadi bagian penting dalam ritual, karena masyarakat percaya air tersebut membawa berkah keselamatan, kesehatan, dan kemakmuran.

“Air ini tidak sekadar air biasa. Keyakinan masyarakat cukup kuat bahwa air dari Sumur Kesuwen ini memiliki nilai spiritual tinggi. Banyak yang berharap memperoleh berkah untuk kehidupan mereka selama satu tahun ke depan,” ungkap Moon Hamil.

Acara ini juga diramaikan dengan simbol gunungan yang dibawa dalam kirab. Gunungan tersebut menjadi lambang rasa syukur masyarakat kepada Allah SWT atas rezeki yang telah diberikan. Doa bersama pun menjadi bagian penting, dipanjatkan agar masyarakat diberikan keselamatan dan kemakmuran, baik di dunia maupun akhirat.

Menurut panitia, tidak ada yang berbeda secara teknis dari tahun ke tahun karena seluruh tata cara dan pakem kegiatan sudah diatur dan dijalankan secara turun-temurun oleh pengelola Pesantren Girikusumo. “Yang membuatnya istimewa adalah semangat kebersamaan dan kekhusyukan masyarakat dalam menjaga tradisi ini,” imbuhnya.

Tradisi Grebeg Suro dan Kirab Pusaka ini menjadi momen sakral bagi warga Girikusumo dan sekitarnya untuk menata hati, memperkuat spiritualitas, serta memohon keberkahan dalam menyambut tahun yang baru. Di tengah perubahan zaman, ritual ini tetap lestari sebagai penjaga nilai-nilai budaya dan keislaman yang kental.(adi)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya