spot_img
32.4 C
Semarang
Jumat, 27 Juni 2025
spot_img

Gunungan Hasil Bumi, Jajanan dan Uang Grebeg Pakujoyo #5, Wujud Syukur dan Pelestarian Budaya

JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Grebeg Pakujoyo, kirab budaya tahunan yang digelar di Kelurahan Gayam, Sukoharjo kembali digelar dengan meriah dan sarat makna. Memasuki pelaksanaan ke-5, acara ini menjadi bukti kuat komitmen masyarakat dalam melestarikan seni, budaya, sekaligus memperkuat persatuan serta potensi ekonomi lokal.

Bupati Sukoharjo, Etik Suryani menyampaikan apresiasi tinggi atas terselenggaranya kegiatan yang diinisiasi oleh Paguyuban Pakujoyo ini. Ia menilai, Grebeg Pakujoyo bukan sekadar perayaan, melainkan wujud rasa syukur kepada Allah SWT serta komitmen menjaga kearifan budaya lokal.

“Grebeg Pakujoyo seperti ini harus kita dukung bersama, karena selain sebagai sarana pelestarian budaya, kegiatan ini juga menjadi pemersatu masyarakat dan hiburan yang dinantikan warga,” ujar Etik, yang hadir didampingi Wakil Bupati Sukoharjo Eko Sapto Purnomo, dan Forkopimda Sukoharjo.

Bupati juga berharap agar Grebeg Pakujoyo dapat menjadi agenda rutin tahunan yang mampu mendorong pertumbuhan pariwisata dan ekonomi lokal, terutama di wilayah Kelurahan Gayam.

Camat Sukoharjo, Havid Danang, menjelaskan bahwa perhelatan Grebeg Pakujoyo ke-5 ini telah dimulai sejak 21 Juni dengan digelarnya bazar UMKM dan stan UKM yang menampilkan produk makanan serta industri kreatif lokal. Puncaknya adalah kirab budaya yang dilaksanakan Jumat pagi (27/6), dimulai pukul 07.00 WIB.

Kirab melibatkan 43 kelompok masyarakat atau bergodo dari berbagai elemen di Kelurahan Gayam yang tampil mengenakan kostum kreatif. Mereka memperebutkan hadiah lomba pawai kostum dan pawai gunungan, yang menjadi ikon utama acara. Tiga gunungan yang dikirabkan terdiri dari gunungan hasil bumi, snack jajanan pasar, dan gunungan uang, yang selalu menarik antusiasme luar biasa dari masyarakat.

Gunungan uang sendiri dianggap oleh sebagian warga sebagai simbol berkah dan rezeki. Bahkan tak sedikit yang menyimpannya sebagai jimat keberuntungan.

“Ada yang meyakini uang dari gunungan adalah simbol berkah. Mereka tidak membelanjakannya, tapi disimpan dalam dompet sebagai harapan keberkahan rezeki,” kata Camat Havid.

Terkait pengamanan, panitia telah melakukan evaluasi dari pelaksanaan tahun lalu. Untuk mencegah insiden saat rebutan gunungan, Camat Havid menyampaikan bahwa pengamanan dilakukan lebih ketat.

Gunungan, terutama gunungan uang, akan dibawa oleh personel TNI dan Polri. Mereka akan memakai atribut khas — blangkon loreng hijau untuk TNI dan blangkon cokelat untuk Polri.

“Pada saat puncak rebutan gunungan, TNI-Polri akan membentuk barisan pengaman agar tidak ada warga yang terdorong atau jatuh. Fokus pengamanan benar-benar diperketat,” jelasnya.

Acara ditutup dengan penampilan musik dangdut dari OM Lorenza pada Jumat sore usai Salat Jumat. Sejak awal perayaan, warga disuguhi hiburan malam berupa organ tunggal yang digelar setiap hari dari tanggal 21 hingga 27 Juni.

Warga Gayam dan sekitarnya tumpah ruah mengikuti setiap rangkaian acara dengan antusiasme tinggi. Grebeg Pakujoyo tak hanya menjadi ajang budaya, tetapi juga panggung silaturahmi dan kebanggaan lokal yang siap dikembangkan menjadi destinasi wisata budaya tahunan unggulan Kabupaten Sukoharjo. (dea)

spot_img

TERKINI