29.8 C
Semarang
Sabtu, 12 Juli 2025

Diduga Depresi, Petani Ditemukan Meninggal Dunia di Goa Vertikal Wonogiri

JATENGPOS.CO.ID, WONOGIRI – Seorang petani bernama S (52), warga Desa Sambiharjo, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten Wonogiri, ditemukan meninggal dunia di dalam Luweng (Goa Vertikal) Rejoso, Dusun Bogor, Desa Gudangharjo, Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, pada Senin (7/7/2025). Penemuan tragis ini diduga kuat akibat korban mengakhiri hidupnya karena depresi.

Proses evakuasi yang berlangsung cukup lama melibatkan tim gabungan dari Polres Wonogiri, BPBD, dan Tim SAR Kabupaten Wonogiri.

Kronologi Penemuan dan Kondisi Korban
Kapolres Wonogiri AKBP Jarot Sungkowo, melalui Kasi Humas AKP Anom Prabowo, menjelaskan bahwa penemuan jenazah berawal dari saksi Joko Purwanto yang mencium bau menyengat di sekitar Luweng Rejoso pada pagi hari.

Setelah mencari sumber bau, Joko melihat sesosok mayat di dalam luweng dan segera melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Paranggupito.

Baca juga:  27 Kabupaten di Jateng Rawan Bencana Pergerakan Tanah

Tim gabungan dari Polsek Paranggupito, staf Kecamatan Paranggupito, dan BPBD Wonogiri langsung bergerak menuju lokasi.

Medan yang terjal dan kedalaman Luweng sekitar 50 meter membuat proses evakuasi memakan waktu cukup lama, dimulai pukul 13.00 WIB dan korban baru berhasil diangkat sekitar pukul 17.45 WIB.

“Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan jasad sudah membusuk,” jelas AKP Anom.

Berdasarkan pemeriksaan medis dari Puskesmas Paranggupito, korban diperkirakan sudah meninggal sekitar lima hari sebelum ditemukan. Kondisi tubuh korban telah membusuk dan mengeluarkan bau menyengat.

Dugaan Depresi dan Permintaan Keluarga
Dari keterangan saksi dan keluarga, diketahui bahwa korban S telah lama mengalami depresi akibat permasalahan ekonomi dan pisah ranjang dengan istrinya sejak Maret 2023.

Baca juga:  Polwan Peraih Adhi Makayasa AKBP Ratna Quratul Ainy Jabat Kapolres Semarang

Informasi dari keluarga juga menyebutkan bahwa korban hidup menyendiri di sebuah gubuk di tegalan miliknya yang dekat dengan Luweng Rejoso.

Ibunda korban rutin mengirimkan bekal makanan, namun dalam beberapa hari terakhir bekal tersebut tidak pernah diambil.

AKP Anom menambahkan bahwa pihak keluarga menduga kuat korban sengaja mengakhiri hidup dengan melompat ke dalam Luweng karena depresi yang dialaminya.

“Keluarga korban menganggap peristiwa ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi lanjutan,” ujar AKP Anom.

Menyikapi kejadian ini, Polres Wonogiri mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar, terutama kepada anggota keluarga atau tetangga yang menunjukkan gejala permasalahan mental atau depresi. Hal ini diharapkan dapat mencegah peristiwa serupa terulang kembali di masa mendatang. (dea)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya