SALATIGA- Beberapa sudut jalanan di Kota Salatiga kini sudah marak orang-orang berjualan bendera pitulasan di pinggir jalan. Bendera merah putih dan umbul-umbul warna-warni dipajang rapi di trotoar jalan. Meski terlihat marak, namun saat ini omset penjualan bendera turun drastis, disbanding tahun-tahun sebelumnya.
Sebagaimana dikatakan Arif Hidayat (28) pemuda asal Garut, Jawa Barat yang berjualan di pinggir Jalan Adi Sucipto, samping utara gedung perpustakaan daerah ini. Ia mengaku sudah mengkal di Jalan Adi Sucipto sejak tanggal 20 Juli. Ada sepuluh orang rekan Arif yang juga berjualan menyebar di Salatiga.
”Kami ada 11 orang dari Garut, ngontrak bulanan di Salatiga. Ini belum banyak yang beli,” kata Arif saat ditemui di sela-sela berjualan, Jumat (25/7/2025).
Dijelaskan Arif, bendera dan umbul-umbul yang ia jual dari berbagai bentuk dan ukuran. Untuk bendera merah putih kecil antara Rp 15 hingga Rp 20 ribu, ukuran besar Rp 20 ribu, untuk umbul-umbul kecila sekira Rp. 20 ribuan, untuk umbul-umbul panjang Rp 45 ribu, sedangkan beckground di kirasan Rp 200 ribuan lebih.
Diakui Arif, berjualan bendera pitulasan saat ini berbeda dengan beberapa tahun-tahun sebelumnya, terlebih ketika masyarakat belum familier dengan toko-toko online, penjualan bendera bisa panen.” Ketika orang sudah familier dengan toko online, berpengaruh, sekarang sepi, kalah dengan online,” kata Arif.
Dikatakannya, semusim agustusan (dari akhir Juli sampai 17 Agustus), beberapa tahun yang lalu bisa meraup pendapatan kotor sekira Rp 8 jutaan, namun saat ini maksimal Rp 5 jutaan. “Itu nanti belum setor ke juragan benderanya,” katanya.
Namun demikian meski omset menurun, Arif bersama teman-temannya tetap semangat mengais rejeki di Salatiga dengan berjualan bendera menjelang hari kemerdekaan 17 Agustus ini. (deb/sgt)