26 C
Semarang
Jumat, 17 Oktober 2025

Inovasi Budidaya Kerang Hijau di Depan Sabuk Mangrove, UNDIP Bangkitkan Ekonomi Pesisir Berkelanjutan

JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Di tengah dinamika pesisir yang menghadirkan tantangan sekaligus peluang, muncul secercah harapan baru dari Desa Nggojoyo. Tim Ipteks Bagi Desa Binaan (IDBU) Universitas Diponegoro (UNDIP) bersama mahasiswa KKN-Tematik 39 memperkenalkan budidaya kerang hijau sebagai alternatif pemanfaatan sumber daya laut yang lestari dan menjanjikan.

Program IDBU ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi sederhana namun tepat sasaran dapat menjadi katalis perubahan, apalagi jika dikombinasikan dengan semangat pengabdian mahasiswa lintas disiplin ilmu. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Restiana W. Ariyati, S.Pi., M.Pi., dengan tim akademisi lintas bidang: Prof. Dr. Ir. Sri Rejeki, M.Sc., Dr. Lestari Lakhsmi Widowati, S.Pi., M.Pi., dan Dr. Ing. Wisnu Pradoto, S.T., M.T. Seluruh kegiatan terintegrasi dalam kerangka besar penguatan ekonomi pesisir yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, sejalan dengan visi SDGs 1, 2, 8, 13, dan 14.

Selama ini, kerang hijau (Perna viridis) kerap tumbuh liar di bambu pemecah ombak (APO) yang dipasang warga untuk melindungi sabuk hijau mangrove dari gempuran gelombang. Namun benih-benih itu hanya dibiarkan mati saat musim berganti. Tim IDBU UNDIP melihat ini sebagai potensi besar yang belum tersentuh. Teknologi budidaya kerang hijau berbasis struktur tancap dan tali gantung diperkenalkan di perairan pesisir.

Dengan pendekatan partisipatif, tim IDBU membangun unit struktur bambu di depan zona mangrove yang berfungsi sebagai spat collector. Teknologi ini mudah diterapkan, memanfaatkan bahan lokal, tidak memerlukan pakan tambahan, dan terbukti mampu menghasilkan kerang bernilai ekonomi tinggi yang aman dikonsumsi.

“Kami merasa sangat terbantu dengan adanya pelatihan budidaya kerang hijau ini. Teknologinya sederhana, tapi hasilnya menjanjikan. Masyarakat jadi punya harapan baru untuk menambah penghasilan dari laut, tanpa merusak lingkungan,” ujar Bp. Maskur, Ketua Kelompok Pembudidaya Onggojoyo Jaya.

Baca juga:  Pesan Wawalkot

Menjadi bagian integral dari program IDBU, KKN Tematik ke-39 Tim UNDIP mengerahkan 48 mahasiswa dari tujuh fakultas untuk berkarya selama Juni hingga Agustus 2025 di Dusun Onggojoyo. Kehadiran mahasiswa ini tidak hanya memberikan warna baru, tetapi juga menjadi motor penggerak perubahan sosial berbasis komunitas.

Selama menjalankan program KKN di Desa Onggojoyo, para mahasiswa menginisiasi dan terlibat langsung dalam berbagai kegiatan terpadu yang dirancang sesuai kebutuhan masyarakat, antara lain:

1.Edukasi Budidaya Ramah Lingkungan
Pelatihan teknik budidaya kerang hijau dengan metode stik dan tali gantung, pengendalian kualitas air, serta seleksi benih unggul.

2. Inovasi Pascapanen dan Produk Olahan
Produksi kerang krispi, nugget kerang, chawanmushi, serta pemanfaatan limbah cangkang menjadi pupuk organik dan pot tanaman.

3. Pemberdayaan UMKM dan Literasi Digital
Pelatihan ibu-ibu membuat toko daring di Shopee, strategi branding, serta komunikasi sederhana dalam bahasa Inggris.

4.Pendidikan Anak Pesisir
Edukasi lingkungan, mitigasi bencana, literasi keuangan, pengelolaan emosi, serta kampanye gizi dan stunting melalui aktivitas kreatif.

5. Kolaborasi Sosial dan Gotong Royong
Mahasiswa aktif dalam kerja bakti, posyandu, pengajian, hingga penanaman rumput laut Caulerpa bersama warga.

“Mangrove tidak hanya penting sebagai pelindung alami pesisir dari abrasi, tetapi juga menjadi penyangga ekosistem laut yang kaya akan keanekaragaman hayati. Dengan menempatkan unit budidaya kerang hijau di depan green belt mangrove, kita menciptakan sistem yang memiliki dwi fungsi: melindungi mangrove dari hantaman ombak secara langsung, dan menyediakan tambahan pendapatan bagi masyarakat melalui hasil panen kerang hijau yang tumbuh alami,” jelas Prof. Dr. Ir. Sri Rejeki, M.Sc.

Baca juga:  Pekan Agrobisnis Digital dan Inovasi 2025 Soropadan Disambut Antusias Para Petani Milenial

Lebih jauh, kehadiran struktur budidaya ini juga mendukung upaya restorasi mangrove yang selama ini terdampak oleh praktik penebangan liar (illegal logging). Melalui kegiatan ini, kesadaran masyarakat meningkat akan pentingnya menjaga vegetasi mangrove sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem pesisir.

Ekosistem mangrove memiliki kemampuan menyaring polutan dan logam berat, sehingga menjadikan perairan di sekitarnya lebih subur dan aman untuk budidaya kerang. Hal ini diperkuat oleh hasil uji kualitas kerang hijau dari Onggojoyo yang menunjukkan bahwa kandungan logam berat berada di bawah ambang batas, menjadikannya layak konsumsi dan berpotensi ekspor di masa depan.

Fokus kegiatan adalah pada penerapan teknologi budidaya, transfer keterampilan kepada masyarakat, dan penguatan kolaborasi lintas sektor.

Melalui keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan kegiatan—dari desain teknologi, pelatihan, hingga diversifikasi produk—program ini menciptakan landasan kuat untuk pembangunan ekonomi lokal yang berwawasan lingkungan.

“Kehadiran mahasiswa melalui KKN bukan hanya menjadi pelaksana program, tapi juga mitra belajar dan pemberdayaan masyarakat. Ini membuktikan bahwa ilmu di bangku kuliah bisa berdampak nyata jika diturunkan langsung ke masyarakat,” ujar Dr. Restiana sebagai ketua Tim

Program ini diharapkan menjadi model sinergi akademik dan pemberdayaan masyarakat pesisir, berbasis pada potensi lokal, pelestarian lingkungan, dan penguatan komunitas. Desa Onggojoyo ditargetkan tumbuh sebagai desa percontohan pesisir yang inovatif, mandiri, dan tangguh menghadapi perubahan iklim maupun tantangan ekonomi masa depan. (bis/rit)


TERKINI


Rekomendasi

...