JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mendorong Mahasiswa dan dosen untuk menghasilkan inovasi yang mampu menjawab permasalahan bangsa, termasuk di bidang pangan dan kesejahteraan masyarakat.
” Hasil riset dan karya inovasi civitas akademik agar tidak berhenti di tahap konsep atau laboratorium. Hasil riset harus berlanjut hingga proses hilirisasi yang bermanfaat langsung bagi masyarakat dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional,” kata Rektor UKSW Salatiga Intiyas Utami usai membuka Gelar Inovasi Harmonis Nusantara (GIHN) di kampus tersebut, Selasa,( 7/10/2025)
“Kami ingin produk inovasi yang dihasilkan tidak berhenti di meja penelitian. Harus sampai ke masyarakat dan memberikan manfaat. Salah satu contohnya, inovasi jamur yang kami kembangkan bersama alumni yang memiliki kebun hidroponik kini sudah bisa dinikmati masyarakat,” imbuhnya.
Rektor menjelaskan, kolaborasi dengan alumni menjadi salah satu kunci keberlanjutan riset. Ia mencontohkan inovasi jamur merupakan bagian dari upaya UKSW dalam memperkuat ketahanan pangan nasional, sekaligus menjadi model kemitraan antara perguruan tinggi dan dunia usaha.
“Dengan bermitra seperti ini, inovasi menjadi nyata dan berkelanjutan. Kami ingin membangun ekosistem riset yang terus hidup, tidak hanya untuk publikasi, tetapi untuk menjawab kebutuhan masyarakat,” katanya.
Dalam GIHN tahun ini, sebanyak 15 fakultas dan 64 program studi di
UKSW menampilkan beragam karya inovatif, mulai dari modul pembelajaran, produk makanan dan kesehatan, hingga kosmetik berbasis bahan alami.
Rektor menegaskan, inovasi-inovasi tersebut menjadi bukti bahwa kampus tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan, tetapi juga motor penggerak pembangunan melalui riset terapan. “Kami berharap semakin banyak karya inovasi yang bisa dihilirisasi, menjadi produk nyata yang mampu mendukung ketahanan pangan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya.( deb)












