Oleh:
Prita Isnaini, S.Pd.
(SD Negeri Sidomulyo Purworejo)
JATENGPOS. CO. OD, PURWOREJO – SD Negeri Sidomulyo, kecamatan Butuh, kabupaten Purworejo, melaksanakan transformasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) yang awalnya konvensional menjadi lebih kontekstual.
Siswa kelas V mengikuti kegiatan pembelajaran yang dirancang menggunakan model Project Based Learning (PjBL) melalui MABAR (Media Digital Berbasis Augmented Reality/AR) pada materi Siklus Air.
Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya mempelajari materi dan menghafal teori saja, tetapi juga menghasilkan karya diorama berbasis AR serta melakukan aksi nyata hemat air bersih dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran menjadi lebih kontekstual dengan bantuan objek 3 dimensi berbantuan platform Assemblr Edu.
Kegiatan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Della dan Dahlan (2024), yang menyatakan bahwa model Project Based Learning (PjBL) terbukti memberikan dampak positif terhadap litarsi sains siswa.
Selanjutnya, Ulfa, ‘Ardhuha, dan Sahidu (2022), juga memperkuat bahwa dalam menggunakan model pembelajaran akan sangat baik jika dikombinasikan dengan penggunaan media pembelajaran. Adanya perkembangan teknologi digital dapat memberikan peluang besar untuk menghadirkan pembelajaran yang kontekstual dan menarik (Zhang et al., 2022). Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Augmented Reality (AR) yang memungkinkan siswa mengeksplorasi fenomena abstrak dan interaktif.
Berdasarkan hasil asesmen awal, sebagian besar siswa kelas V di SD Negeri Sidomulyo mengalami kesulitan memahami konsep siklus air. Hasil pretest literasi sains menunjukkan rata-rata sebesar 44,71. Hal tersebut menandakan bahwa Sebagian besar siswa belum mampu menjelaskan hubungan antar proses dalam siklus air dengan benar. Pembelajaran konvensional membuat siswa kurang aktif dan kurang terlibat dalam menemukan makna dari konsep yang sedang dipelajari.
Dalam rangka meningkatkan literasi sains, guru berinovasi dengan menerapkan Pendekatan Pembelajaran Mendalam dengan Model PjBL yang dikombinasikan dengan pemanfaatan media digital berbasis Augmented Reality (AR). Inovasi ini dikemas dalam kegiatan “MABAR” (Media Digital Berbasis AR), sebagai sarana pembelajaran kontekstual yang mampu mengintegrasikan teknologi, sains, dan krativitas siswa.
Media tersebut di kemas dalam sebuah microsite memanfaatkan platform s.id untuk mengintegrasikan semua komponen yang digunakan dalam pembelajaran. Komponen tersebut meliputi: (1) buku digital untuk aktivitas literasi berbantuan Gemini AI dan Canva; (2) slide materi untuk memfasilitasi pemahaman siswa terhadap konsep siklus air; (3) kuis interaktif menggunakan Zep Quiz; (4) poster; dan (5) lampiran-lampiran (RPP, LKPD, instrument asesmen, dan lain-lain). Microsite ini juga dapat diakses oleh siswa melalui gawai, pada https://s.id/SIKLUS_AIR_KELAS_5.
Melalui pembelajaran berbasis proyek ini, siswa diajak untuk memahami konsep siklus air, mengaplikasikannya dalam bentuk karya diorama berbasis AR, serta merefleksikan makna pentingnya menjaga kelestarian air bersih. Pembelajaran ini tidak hanya menumbuhkan literasi sains, tetapi juga mengembangkan karakter dan nilai-nilai sesuai dimensi profil lulusan. Pengalaman yang diberikan melalui pembelajaran ini, meliputi: memahami, mengaplikasi, dan merefleksi yang mendorong siswa untuk memiliki keterampilan problem solving, critical thinking, creativity, serta menghasilkan produk berupa diorama, poster/video kampanye hemat air.
Hasil pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada kemampuan literasi siswa. Nilai rata-rata pretest sebesar 44,71 meningkat menjadi 65,71 pada hasil posttest. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 46,98%. Selain itu, hasil observasi dan wawancara menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa meningkat secara nyata. Siswa menjadi lebih antusias, aktif berdiskusi, dan berani mengemukakan pendapat. Adapun capaian dimensi profil lulusan yang terlihat antara lain: (1) penalaran kritis meningkat, siswa mampu menjelaskan hubungan sebab-akibat dalam proses siklus air; (2) kreativitas berkembang melalui kegiatan merancang diorama dan visualisasi AR yang dibuat secara kolaboratif dalam kelompok; Kolaborasi tampak dalam kerja sama kelompok selama proses perancangan dan presentasi proyek; dan (4) kemandirian meningkat karena murid mampu mengeloa waktu, tugas, dan tanggung jawabnya secara optimal.P
Peningkatan tersebut menunjukkan bahwa penerapan Pendekatan Pembelajaran Mendalam dengan Model PjBL melalui “MABAR” (Media Digital Berbasis AR/Augmented Reality) mampu menciptakan pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan bagi siswa. Inovasi ini juga dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan literasi sains dan pembentukan dimensi profil lulusan. Dengan demikian, praktik baik ini dapat direplikasi oleh guru lain sebagai strategi efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran sains di Sekolah Dasar. (*)