JATENGPOS.CO.ID, MAGELANG — Peringatan Hari Santri 2025 menjadi momentum penting untuk merefleksikan peran strategis santri dalam membangun masa depan bangsa.
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Wibowo Prasetyo menyatakan bahwa santri bukan sekadar penjaga tradisi keilmuan dan akhlak, tetapi juga penuntun peradaban di tengah derasnya arus digital dan globalisasi.
Menurut Wibowo, tema Hari Santri 2025 “Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia” menegaskan bahwa generasi santri memiliki posisi vital dalam menjaga arah moral bangsa sekaligus bersiap berkontribusi di arena global.
Wibowo menambahkan, di tengah transformasi digital, diperlukan literasi berbasis nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan cinta tanah air, agar pesantren tidak hanya menjadi benteng keagamaan tetapi juga pusat inovasi dan budaya.
“Dunia digital sering kali memisahkan manusia dari nilai kemanusiaannya. Di sinilah santri harus hadir bukan hanya sebagai pengguna teknologi, tapi sebagai pembawa cahaya peradaban,” ujarnya di Magelang Rabu (22/10/2025).
Ia mengingatkan, Hari Santri bukan hanya kegiatan seremonial.
Wibowo menghubungkan momen ini dengan sejarah perjuangan santri, seperti Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari yang mengobarkan Resolusi Jihad 1945, sebuah tonggak bahwa santri telah berperan aktif dalam kemerdekaan bangsa.
“Kini, bentuk perjuangan itu berkembang menjadi jihad ilmu, jihad moral, dan jihad kebudayaan,” tandas Anggota Komisi VIII DPR RI.
Menjawab tantangan abad ke-21, Wibowo menyoroti bahwa generasi santri mesti dapat mengusung nilai-nilai rahmatan lil ‘alamin dalam menghadapi problem kemanusiaan global.
“Kita hidup di zaman di mana kecerdasan buatan bisa meniru manusia, tapi kehilangan nurani. Santri lah yang harus memastikan peradaban tetap berakar pada kemanusiaan,” jelasnya.
Lebih jauh legislator PDI Perjuangan Dapil VI Jawa Tengah ini mendukung komitmen negara terhadap pesantren.
Presiden Prabowo telah menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di bawah Kementerian Agama.
“Kemandirian pesantren adalah kunci. Namun dukungan pemerintah terhadap kiprah pesantren yang selama ini telah menjaga ideologi bangsa sangat diperlukan,” katanya.
Ia menambahkan, pesantren sebagai institusi tertua dalam pendidikan keagamaan di Indonesia layak mendapat perhatian dan fasilitasi secara struktural dan finansial. (Biz)











