JATENGPOS.CO.ID DEMAK – Banjir yang merendam Jalan Pantura Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Kamis (23/10/2025), semakin meluas dan membuat arus lalu lintas lumpuh total. Kemacetan mengular hingga 15 kilometer. Dampaknya ribuan kendaraan, terutama truk bermuatan berat, terjebak lebih dari 12 jam.
Pantauan di lokasi sekitar pukul 11.00 siang, arus kendaraan dari arah Demak menuju Semarang tidak bergerak sama sekali. Genangan air yang cukup tinggi membuat sejumlah sopir memilih berhenti di bahu jalan dan mematikan mesin untuk menghemat bahan bakar. Kondisi ini menghambat aktivitas ekonomi dan distribusi barang di jalur nasional penghubung Surabaya–Semarang–Jakarta.
Salah satu sopir truk, Sunarko, warga Jepara yang hendak menuju Weleri, Kendal, mengaku sudah terjebak sejak Rabu malam pukul 23.00. Ia hanya bisa pasrah karena arus lalu lintas tak kunjung bergerak dan tidak memungkinkan untuk berputar arah.
“Dari Jepara mau ke Weleri, macet sejak tadi malam jam 11. Ini nggak bisa keluar, uang sakunya sudah mau habis, solar bengkak, waktunya rugi mas. Sekarang ya berhemat saja,” ujar Sunarko.
Sementara itu, Kasatlantas Polres Demak AKP Thoriq menjelaskan, sejak pagi pihaknya telah menurunkan personel untuk melakukan pengaturan arus lalu lintas dan membantu kendaraan yang mogok akibat banjir. Untuk mengurai kemacetan panjang, Satlantas Polres Demak juga berkoordinasi dengan empat polres di wilayah sekitar, yakni Polres Pati, Polres Kudus, Polres Grobogan, dan Polresta Pati, guna menyiapkan jalur alternatif bagi kendaraan berat maupun pribadi.
“Kamis pagi kita sudah mulai pengaturan arus lalu lintas. Kemacetan sangat panjang sampai Demak Kota. Untuk mengurai, kami koordinasi dengan polres tetangga menyiapkan jalur alternatif. Kedalaman banjir di Sayung mencapai lebih dari 50 sentimeter, bahkan lebih tinggi dari kemarin malam,” terang AKP Thoriq.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir di Jalan Pantura Sayung meluas hingga sepanjang satu kilometer, dengan titik terdalam mencapai 50 sentimeter. Kondisi ini lebih parah dibandingkan hari sebelumnya.
Banjir ini disebabkan oleh hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut selama empat hari terakhir, ditambah sistem drainase yang buruk serta kiriman air dari wilayah hulu. Air yang menggenang sulit surut dan terus bertambah volumenya.
Meski Jalan Pantura Sayung merupakan jalur nasional vital, penanganan banjir oleh pemerintah daerah, provinsi, maupun instansi terkait dinilai belum maksimal. Akibatnya, setiap musim hujan dengan curah tinggi, kawasan ini selalu terendam banjir dan mengganggu arus transportasi serta distribusi logistik di jalur pantura. (adi/sgt)












